Konferensi PGRI Kota Tasikmalaya Memanas, Dana Talangan dan Aset Cibubur Jadi Sorotan

konferensi PGRI Kota Tasikmalaya
Ketua PGRI Kota Tasikmalaya Dodo Agus Nurjaman saat memberi salam saat mengikuti konferensi tahap I di gedung PGRI Jalan Purbaratu, Senin 25 Mei 2025. (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

Cecep juga menyoroti utang kalender dan iuran kas yang belum dilunasi.

“Pastikan di depan kami ini ada berapa juta iuran yang belum lunas? Dan yang kedua berapa juta juga tentang kalender yang belum lunas,” lanjutnya.

Ia turut meminta kejelasan terkait dukungan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari Bank BJB.

Baca Juga:Pemkot Tasikmalaya Kembali Raih Opini WTP Kesembilan Berturut-Turut dari BPKCara Naik dan Turun Motor dengan Aman, Panduan Lengkap untuk Penumpang

“Berapa dana CSR dari BJB yang digunakan untuk konferensi ini?” tanyanya.

Dari Cabang Bungursari, Kendra Rodiansyah mengkritisi pernyataan pengurus mengenai hibah sepeda motor kepada setiap cabang. Ia menegaskan bahwa motor tersebut bukan hibah, melainkan pinjaman sementara.

“Bahwa motor yang dimaksud itu bukan motor hibah untuk PGRI, tapi motor hibah untuk Dinas Pendidikan dipinjamkan selama tiga tahun kepada PGRI,” ungkapnya.

Sebelumnya, Dodo sempat menyatakan bahwa pihaknya telah memberikan hibah berupa 10 unit sepeda motor yang diberikan kepada seluruh cabang PGRI sebagai bentuk dukungan terhadap kesejahteraan.

Menanggapi berbagai pertanyaan dan kritik yang dilontarkan oleh para perwakilan cabang, Dodo berusaha memberikan penjelasan.

Namun suasana forum memanas saat ia terlihat emosional dan mulai meninggikan suara. Ia meluapkan kekecewaannya atas berbagai tudingan yang diarahkan kepadanya.

“Apakah Bapak-bapak tidak merasa kasihan kepada saya? Tidak punya empati? Saya bekerja siang malam. Kelemahan saya selalu diserang, tapi kebaikan saya tidak pernah dihargai,” teriaknya dengan suara bergetar.

“Kenapa ini tidak disyukuri, padahal ini nyata!” lanjutnya.

Baca Juga:Cerita Dibalik Tiga Kendaraan Operasional Pemkot Tasikmalaya: Ulah Birokrat yang Cari Muka!Sekda Menganggarkan, Sekda yang Membantah, Mobdin Bisa Dipakai Dharma Wanita dan PKK!

Pria yang kini telah pensiun sebagai PNS itu juga menyinggung persoalan gedung PGRI sebelumnya yang berada di Jalan Juanda, yang menurutnya masih menyisakan masalah kepemilikan.

“Dalam surat perjanjian bahwa bulan november 2023, kita berhak menduduki yang di Juanda. Itu kejadiannya dua kali malah saya diusir padahal kalau dilawan kita masih berhak di sana,” ujarnya.

“Saya mengawal semua ini, perjuangan itu Bapak Ibu tidak tahu,” tambahnya.

Konferensi yang semestinya menjadi ajang konsolidasi dan regenerasi kepemimpinan PGRI justru memperlihatkan kegamangan internal serta ketidakpuasan sejumlah cabang terhadap kinerja dan transparansi pengurus. (fwd)

0 Komentar