Ia menuturkan bahwa hampir seluruh wilayah di Desa Tanjungsari kini terdampak banjir, bahkan tidak ada lagi lahan yang benar-benar aman untuk dihuni.
Warga yang mampu umumnya memilih membangun rumah dua lantai agar bisa menyelamatkan barang dan tempat tinggal saat banjir datang.
“Jadi bangunan rumahnya dibuat lebih tinggi, dari pada jalan atau bantaran sungai agar pada saat banjir bisa pindah ke lantai dua,” jelasnya.
Baca Juga:Pemkot Tasikmalaya Kembali Raih Opini WTP Kesembilan Berturut-Turut dari BPKCara Naik dan Turun Motor dengan Aman, Panduan Lengkap untuk Penumpang
Sementara itu, warga kurang mampu terpaksa pasrah ketika rumah mereka terendam.
“Warga tersebut hanya bisa mengevakuasi ke atap rumah atau genting pada saat banjir,” ujar Jembar.
Jembar juga mengungkapkan bahwa upaya pembentengan sungai pernah dilakukan di masa lalu, terutama di bagian belokan sungai.
“Jadi ketika air meluap dari sungai Cikidang dan Citanduy, belokan air sungai tersebut tidak cepat masuk ke pemukiman warga,” ujarnya.
Namun, saat air sudah masuk ke pemukiman, alirannya sulit keluar kembali karena terhalang benteng yang dibangun.
“Jadi sudah berupaya membuat beberapa titik poma air. Namun tidak efektif,” tambah Jembar.
Hingga kini, warga Desa Tanjungsari terus hidup dalam bayang-bayang banjir tanpa kepastian solusi jangka panjang.
Baca Juga:Cerita Dibalik Tiga Kendaraan Operasional Pemkot Tasikmalaya: Ulah Birokrat yang Cari Muka!Sekda Menganggarkan, Sekda yang Membantah, Mobdin Bisa Dipakai Dharma Wanita dan PKK!
Sementara saat dikonfirmasi mengenai rencana pembangunan tanggul di Sungai Cikidang dan Citanduy, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin, belum memberikan tanggapan.
Seperti diketahui pekan kemarin warga Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik kembali kebanjiran. Pemukiman dan lahan pertanian terendam air dengan ketinggian bervariasi.
Termasuk sarana pendidikan seperti SDN Bojongsoban yang terpaksa menjadwal ulang pelaksanaan ujian lantaran ruangan kelas tergenang.
Banjir di Sukaresik ini sudah menjadi rutinitas tahunan yang tidak bisa dihindari, akibat luapan air dari Sungai Cikidang dan Citanduy. (Diki Setiawan)