TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di tengah kekhawatiran akan krisis regenerasi petani di Indonesia, sekelompok pemuda dari Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, justru tampil membawa harapan baru melalui dunia pertanian.
Mereka tergabung dalam Taruna Tani Berkobar, kelompok tani yang terbentuk sejak tahun 2022 dan kini aktif menggarap lahan hortikultura seluas ±1 hektare di kawasan Cilendek.
Lahan yang mereka olah merupakan milik warga yang sebelumnya tidak dimanfaatkan atau dibiarkan terbengkalai. Kini, berkat semangat mereka, lahan itu disewa dan diolah secara mandiri untuk menghasilkan komoditas pertanian bernilai jual sekaligus manfaat sosial.
Baca Juga:Pemkot Tasikmalaya Kembali Raih Opini WTP Kesembilan Berturut-Turut dari BPKCara Naik dan Turun Motor dengan Aman, Panduan Lengkap untuk Penumpang
Kelompok ini dipimpin oleh Yoga Mohammad Romdhon sebagai ketua dan Abdul Azis Ma’rif sebagai sekretaris, dengan jumlah anggota 10 orang petani muda berusia 20 hingga 30 tahun. Sebagian besar dari mereka juga aktif di Karang Taruna.
“Taruna itu artinya muda, dan kebetulan kami semua memang pemuda. ‘Tani’ itu jelas, karena kami bergerak di pertanian. ‘Berkobar’ adalah singkatan dari ‘Bersatu Kotabaru’ dan sekaligus menggambarkan semangat kami yang terus menyala,” ujar Yoga kepada Radar, Minggu (25/5/2025).
Hasil pertanian mereka, yang didominasi tanaman hortikultura, dipasarkan ke pasar tradisional maupun langsung ke warga sekitar. Namun aktivitas mereka tak sebatas urusan produksi dan jual-beli. Taruna Tani Berkobar juga aktif dalam edukasi pertanian, pembinaan, hingga studi banding ke kelompok tani lain sebagai upaya peningkatan kapasitas dan kolaborasi.
“Kami ingin kelompok ini menjadi wadah yang bisa menyatukan petani-petani muda. Di sinilah kami bisa berbagi pengalaman, ilmu, dan solusi bersama. Ada ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang-bidang yang mendukung kegiatan tani,” jelas Azis.
Selain berbagi ilmu, mereka juga berbagi hasil. Sebagian dari panen seringkali dibagikan kepada warga sekitar sebagai bentuk kepedulian dan bantuan sosial.
“Bagi kami bertani bukan hanya mencari keuntungan, tapi juga pengabdian. Kami ingin membantu masyarakat sekaligus menebar semangat bertani ke lebih banyak orang,” tambahnya.
Kelompok ini memiliki slogan khas: “Kobarkan!”—yang mencerminkan semangat mereka dalam menekuni dunia pertanian. Dengan semangat itu pula, mereka ingin mendorong lebih banyak generasi muda agar tidak malu atau ragu turun ke ladang.