Tarian tersebut diciptakan oleh pasangan Banyu Janggala Bagwahanta dan Ratimayu, dua penari yang meninggal tragis dua dekade lalu.
Masyarakat desa dulu menganggap mereka sebagai ancaman, padahal keduanya hanya saling mencintai dan ingin mengekspresikan cinta mereka melalui tarian dan tembang.
Tarian Narik Sukmo sendiri merupakan tarian sakral yang hanya boleh dilakukan berpasangan dengan atribut khusus berupa selendang dan topeng.
Baca Juga:Bioskop TransTV: Wolf Pack Tayang Malam Ini, Cek Sinopsisnya di Sini!Mega Film Asia: Striking Rescue, Aksi Balas Dendam, Tayang Malam Ini di Indosiar, Ini Sinopsisnya!
Namun, tarian ini bukan sekadar pertunjukan seni—ia adalah ritual pemanggilan jiwa. Jika dilakukan tanpa aturan yang benar, bisa berakibat fatal, seperti kegilaan atau bahkan kematian. Di tengah serangkaian teror,
Kenara akhirnya menyadari bahwa jiwa-jiwa yang terabaikan menuntut penebusan, dan cinta yang belum selesai meminta pembuktian dalam satu malam yang akan disaksikan oleh dua gerhana.
Pesan Mistis di Balik Cerita
Narik Sukmo tidak hanya menyuguhkan horor visual, tetapi juga menggugah pemikiran lewat makna filosofis tentang jiwa dan tubuh.
Dalam kisah ini, tergambar bahwa jika seseorang tidak menjaga jiwanya dengan baik, maka tubuhnya hanya akan menjadi jasad berjalan tanpa arah hingga kematian menjemput. Dan manusia yang hidup seperti itu digambarkan sebagai sosok yang benar-benar merugi.
Dengan alur yang menyatu antara unsur budaya, spiritualitas, dan horor, Narik Sukmo siap menjadi film yang berbeda dari film horor kebanyakan.
Jangan lewatkan penayangannya di bioskop mulai 3 Juli 2025. Siapkan mental Anda untuk menyaksikan tarian yang bukan sekadar indah, melainkan juga mematikan.***