Para Perasuk: Film Bertabur Bintang Besutan Wregas Bhanuteja Angkat Tradisi Pesta Kerasukan Masal!

Film Para Perasuk (instagram.com @filmparaperasuk)
Para Perasuk: Film Bertabur Bintang Besutan Wregas Bhanuteja Angkat Tradisi Pesta Kerasukan Masal! (instagram.com @filmparaperasuk)
0 Komentar

RADARTASIK.ID– Dunia perfilman Indonesia kembali diramaikan oleh karya visioner dari sutradara Wregas Bhanuteja.

Setelah sukses dengan dua film sebelumnya, kini ia menghadirkan karya ketiganya yang berjudul Para Perasuk—sebuah film yang memadukan unsur budaya lokal, mistisisme, dan perlawanan sosial dalam satu suguhan sinematik yang unik dan menggugah.

Film ini diproduksi oleh Rekata Studio, dengan Siera Tamihardja, Iman Usman, dan Amalia Fitriani Rusdi sebagai produser.

Baca Juga:Sinopsis Film 21 Bridges: Aksi Chadwick Boseman Kejar Pembunuh Polisi, Tayang Malam Ini di Bioskop TransTVSinopsis Wolf Hiding: Aksi Seru Dunia Kriminal Tiongkok Tayang di Mega Film Asia Indosiar Malam Ini

Skenario film ditulis oleh Wregas Bhanuteja bersama Alicia Angelina dan Defi Mahendra, yang menyusun naskah dengan mengangkat sisi spiritualitas dan budaya tradisional Indonesia sebagai konteks utama cerita.

Bertabur Bintang dengan Nuansa Budaya Kuat

Film ini menghadirkan jajaran aktor papan atas yang memainkan karakter-karakter penuh warna.

Angga Yunanda berperan sebagai Bayu, tokoh utama yang bercita-cita menjadi perasuk atau dukun kerasukan demi menyelamatkan desanya.

Maudy Ayunda memerankan Laksmi, sosok yang mendampingi Bayu dalam perjuangannya.

Tak hanya itu, film ini juga menghadirkan Anggun C. Sasmi sebagai Guru Asri, serta Chicco Kurniawan, Bryan Domani, Indra Birowo, Ganindra Bimo, dan sejumlah nama lainnya yang memperkuat narasi film dengan penampilan yang mengesankan.

Selain bintang utama, film ini turut menampilkan pemain pendukung seperti Ivonne Dahler, Muhammad Asyraf Al Ghifari, Aimee Janice, dan Buyung Ispramadi, yang menambah kedalaman cerita melalui karakter-karakter mereka.

Sinopsis: Kerasukan Bukan Sekadar Mistis, Tapi Bentuk Perlawanan

Para Perasuk mengisahkan Bayu, seorang pemuda dari desa yang melihat kerasukan bukan sekadar peristiwa supranatural, melainkan sebagai bentuk seni dan kekuatan komunal. Dalam masyarakatnya, kerasukan justru menjadi pesta kolektif yang dirayakan.

Di tengah ancaman penggusuran oleh kekuasaan yang tamak, Bayu bercita-cita menjadi seorang perasuk, dan menjadikan kemampuan tersebut sebagai kunci perjuangan melawan ketidakadilan yang mengancam komunitasnya.

Baca Juga:Sinopsis The Mauritanian: Kisah Nyata Mohamedou Ould Slahi Tayang Malam Ini di Bioskop TransTVLagu Cinta Tak Harus Memiliki Viral di TikTok! Sempat Dicover Fajar Indonesian Idol Season 13, Cek Liriknya!

Kisah ini menggambarkan bahwa ritual kerasukan bisa menjadi media untuk melawan kekuasaan yang menindas, sebuah ide yang jarang disentuh oleh film Indonesia kontemporer.

Film ini turut terinspirasi dari tradisi-tradisi lokal seperti Ngerebong di Bali dan Ebeg dari daerah Banyumasan.

0 Komentar