AC Milan Terpaksa Jual Pemain demi Seimbangkan Neraca Keuangan: Tijjani Reijnders Bakal Jadi Korban

Tijjani Reijnders
Tijjani Reijnders Tangkapan layar Instagram@acmilan
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Musim AC Milan berakhir dengan penuh kesedihan yang membuat mereka terpaksa menjual pemain di bursa transfer musim panas mendatang.

Kekalahan di final Coppa Italia dan tumbang dari AS Roma di Serie A memastikan Rossoneri absen dari seluruh kompetisi Eropa musim depan.

Hasil itu bukan hanya memukul prestasi, tapi juga berdampak langsung pada neraca keuangan klub.

Baca Juga:Conte Sindir Inter Jelang Laga Lawan Cagliari: Semua Pelatih Pernah Protes VAR, Tapi Hanya Saya yang DisorotTurunkan Tim Lapis Kedua, Inter Diprediksi Menang Tipis atas Como

Tanpa pemasukan dari Liga Champions, Milan kini dihadapkan pada risiko kerugian finansial.

Berdasarkan analisis Calcio&Finanza, defisit musim 2024/25 diperkirakan mencapai 25 juta euro, atau sekitar Rp438 miliar.

Hal ini jelas menjadi sinyal bahaya setelah dua musim sebelumnya berhasil mencatatkan keuntungan.

Untuk menutup lubang anggaran tersebut, manajemen Milan tak punya pilihan selain melepas pemain.

Meski tidak bisa melakukan penjualan besar seperti saat melepas Sandro Tonali ke Newcastle musim lalu yang menyumbang keuntungan besar, Milan masih punya opsi pemain lain.

Salah satu nama yang ramai dibicarakan akan menjadi korban adalah gelandang asal Belanda, Tijjani Reijnders.

Manchester City disebut siap mengajukan tawaran besar, dengan Milan mematok harga minimal 70 juta euro (sekitar Rp1,22 triliun).

Baca Juga:300 Ribu Fans Inter Milan Berebut Tiket Final Liga Champions, Harga Tiket Online Tembus Rp560 JutaIntip Formasi Juventus Bersama Conte: Duet Vlahovic dan Yildiz Jadi Andalan di Lini Depan 

Selain itu, pemain seperti Pierre Kalulu (berpotensi dibeli Juventus dengan keuntungan sekitar Rp238 miliar), Ismael Bennacer (diincar Marseille), serta Alexis Saelemaekers, Yacine Adli, Noah Okafor, dan Tommaso Pobega masuk dalam daftar jual.

Jika sebagian dari transfer tersebut terwujud, Milan berpeluang memperbaiki neraca sebelum tenggat 30 Juni 2025.

Meski begitu, tantangan finansial bagi Rossoneri tak berhenti di musim ini.

Absennya Milan dari Liga Champions musim depan berarti kehilangan potensi pendapatan sekitar 80 juta euro (lebih dari Rp1,4 triliun), termasuk dari hak siar, tiket pertandingan di San Siro, serta bonus sponsor yang kerap terkait performa di Eropa.

Sejauh ini, kekayaan bersih Milan masih sehat.

Per Juni 2024, nilai bersih klub mencapai sekitar Rp3,5 triliun secara sipil, dan Rp3,4 triliun secara konsolidasi.

Tapi mereka juga harus bersiap menghadapi ketentuan baru UEFA. Musim depan, Milan akan keluar dari pengawasan Settlement Agreement (sanksi finansial) yang diberlakukan sejak 2022, dan harus tunduk penuh pada regulasi Financial Fair Play.

0 Komentar