Hal ini membuat mereka cenderung mendahulukan keinginan orang lain, bahkan jika itu mengorbankan kebutuhan pribadinya.
Perubahan perasaan orang lain bisa sangat memengaruhi kondisi emosional, hingga pada akhirnya berdampak pada kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.
6. Menyusun To-Do List yang Melelahkan dan Membebani Diri
Terlalu ambisius dalam merencanakan kegiatan harian tanpa menyisakan waktu untuk beristirahat justru menjadi boomerang.
Baca Juga:Mobil Mitsubishi XForce 2025, Hadiah Shabrina Juara Indonesian Idol Season 13: Stylish, Canggih dan Eksklusif!Ini Hadiah Fantastis yang Dibawa Pulang Shabrina Leanor dan Fajar Noor Juara 1 dan 2 Indonesian Idol Season 13
Ketika target tidak tercapai, kepercayaan diri bisa menurun. Selain itu, tubuh dan pikiran yang dipaksa bekerja melebihi batas akan mengalami kelelahan kronis, yang berdampak buruk secara mental maupun fisik.
7. Mengabaikan Pola Tidur yang Baik dan Sehat
Tidur adalah waktu istirahat dan pemulihan alami bagi tubuh dan otak. Ketika waktu tidur tidak cukup atau tidak berkualitas, maka proses pemulihan terganggu.
Jika ini terus terjadi, maka tingkat kecemasan akan meningkat, dan dalam jangka panjang dapat memicu gangguan mental seperti depresi.
Banyak orang menganggap kebiasaan-kebiasaan di atas adalah hal kecil yang tidak perlu dikhawatirkan.
Namun, jika dilakukan secara terus-menerus dan tidak disadari, efek kumulatifnya bisa sangat merusak kondisi mental.
Menyadari, menerima, dan memperbaiki kebiasaan-kebiasaan tersebut merupakan langkah awal untuk menjaga ketenangan jiwa dan hidup yang lebih seimbang.
Ingatlah, kesehatan mental dimulai dari langkah-langkah sederhana—seperti beristirahat, mencintai diri sendiri, dan membatasi hal-hal yang menguras emosi.***