Pesan Terakhir Curva Sud AS Roma untuk Ranieri: “Romanisme Cita-cita yang Merangkul Setiap Generasi”

Claudio Ranieri
Claudio Ranieri melambaikan tangannya kepada pendukung AS Roma usai menjalani laga terakhirnya di Stadion Olimpico. Foto: Tangkapan layar Instagram@officialasroma
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Malam di Stadion Olimpico berubah emosional saat Claudio Ranieri menjalani laga terakhirnya sebagai pelatih AS Roma di kandang.

Kemenangan 3-1 atas AC Milan bukan hanya menjaga asa Giallorossi lolos ke Liga Champions, tapi juga menjadi panggung perpisahan yang hangat bagi pelatih kelahiran Trastevere itu.

Sejak sebelum laga dimulai, suasana sudah penuh haru menyelimuti Olimpico.

Curva Sud menyiapkan nyanyian, koreografi, dan barisan penghormatan (pasillo de honor) untuk Ranieri.

Baca Juga:AS Roma Pupuskan Harapan AC Milan Tampil di Eropa, Ranieri: Kami Bekerja Sebagai Satu TimGagal Manfaatkan Peluang Emas, Arnautovic Buat Scudetto Inter Melayang

Usai peluit akhir, seluruh stadion berdiri, memberi tepuk tangan meriah yang membuat pelatih 72 tahun itu tampak terharu.

“Lebih dari 60 tahun lalu, saya berada di sana, di antara kalian,” ujar Ranieri saat menyampaikan pidato perpisahannya di tengah lapangan, ditemani dua cucunya dan menerima patung Capitoline Wolf dari Lorenzo Pellegrini dan Gianluca Mancini.

“Saya meminta bantuan kalian, dan bersama-sama kita bisa melakukan sesuatu yang indah. Saya bangga pada para pemain ini, mereka mengikuti saya sejak hari pertama,” lanjutnya.

“Yang terpenting adalah kalian mengerti: kami butuh dukungan dan cinta kalian. Terima kasih, terima kasih yang tak terhingga,” pungkasnya.

Tak hanya nyanyian, Curva Sud juga mempersembahkan spanduk penuh makna: “Romanisme adalah cita-cita yang merangkul setiap generasi… Mimpi yang akan selalu hidup di hati setiap Romanista.”

Suporter juga memasang tiga spanduk bergambar Ranieri berpelukan dengan ikon Roma: Francesco Totti, Daniele De Rossi, dan Lorenzo Pellegrini.

Pada menit ke-25, spanduk lain terbentang: “Anda tidak bisa mengendalikan hati Anda. Tuan Ranieri adalah salah satu dari kami.”

Baca Juga:Inter Ditahan Lazio, Napoli Selangkah Lagi Menuju ScudettoMengapa AS Roma Lolos ke Liga Champions Meski Poinnya Sama dengan Juventus dan Lazio?

Memasuki babak kedua, selebrasi emosional berlanjut dengan pesan terakhir: “Di bangku cadangan, kehadiran terakhir Anda, Tuan Ranieri, hati dan rasa memiliki.”

Malam itu bukan hanya kemenangan penting untuk posisi klasemen, tapi juga malam pengakuan bahwa Ranieri bukan sekadar pelatih.

Ia adalah bagian dari Roma, dan Roma adalah bagian dari dirinya.

Romanisme sendiri adalah istilah yang merujuk pada identitas, kebanggaan, dan kecintaan mendalam terhadap AS Roma, klub sepak bola asal ibu kota Italia.

0 Komentar