“Di era ketika keputusan finansial bisa diambil hanya lewat satu klik, pemahaman keuangan bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Literasi keuangan harus kita tanamkan sedini mungkin, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal,” ujar Prof Nundang.
Ia menambahkan bahwa Unsil siap mendukung literasi keuangan berkelanjutan, baik melalui seminar berkala, riset kolaboratif, pelatihan, hingga integrasi materi dalam kurikulum pembelajaran lintas jurusan. “Literasi bukan sekadar mengatur uang saku. Ini soal memahami sistem, melindungi diri, dan menjadi warga negara yang bijak secara finansial.”
Melati Usman menutup sesi dengan pesan inspiratif agar mahasiswa tidak sekadar menjadi pengguna layanan keuangan, tetapi juga penggerak perubahan budaya keuangan sehat di lingkungan sekitarnya.
Baca Juga:Tukar Poin Telkomsel, Dapat Diskon Ragam Kuliner Melalui Program 30 Rasa Penuh Kejutan Jawa BaratAston Inn Tasikmalaya Bagikan 10 Tips Pesan Kamar Mudah Melalui Website
“Jadilah generasi finansial tangguh. Jangan cuma cerdas akademik, tapi juga cakap mengatur pengeluaran, menabung, berinvestasi, dan membentengi diri dari jebakan gaya hidup konsumtif,” sebut Melati.
Kick-off Bulan Literasi Keuangan 2025 ini menandai langkah awal serangkaian kegiatan OJK Tasikmalaya selama satu bulan ke depan, yang akan menyasar berbagai lapisan masyarakat, termasuk pelajar, komunitas UMKM, tokoh agama, dan ibu rumah tangga. Targetnya satu yakni membangun masyarakat Tasikmalaya yang cerdas, sadar risiko, dan mandiri secara keuangan. (Ayu Sabrina)