Di Estonia, seorang miliarder kripto asal Australia berhasil selamat dari percobaan penculikan yang dilakukan oleh pelaku yang menyamar sebagai tukang cat.
Sementara di Houston, seorang influencer kripto menjadi korban penyerangan di rumahnya yang berujung pada baku tembak antara pelaku dan suaminya.
Beberapa pelaku berhasil ditangkap berkat kesalahan mereka yang ceroboh.
Namun, munculnya indikasi keterlibatan jaringan kriminal terorganisir menunjukkan bahwa kejahatan ini bukanlah tindakan spontan.
Baca Juga:Kenapa Lampu Rem Motor Kamu Sering Putus? Ini 4 Kesalahan Fatal yang Sering DiabaikanDrakor Periode Dear Hongrang: Jo Bo-ah dan Lee Jae-wook Bawa Pesona Romansa dan Misteri
Lopp mengatakan, para pelaku sedang menguji potensi keuntungan besar dari jenis serangan semacam ini.
Salah satu contoh kejahatan terencana terjadi di Amerika Serikat, di mana seorang pria asal Florida dijatuhi hukuman 47 tahun penjara karena memimpin kelompok yang menyerang rumah-rumah korban di berbagai negara bagian.
Dalam salah satu aksinya, ia mengancam pria lanjut usia dengan pistol berwarna merah muda dan memaksanya mentransfer aset kripto senilai $150.000.
Merespons tren kekerasan ini, Menteri Dalam Negeri Prancis, Bruno Retailleau, mengadakan diskusi bersama para pimpinan perusahaan kripto guna merumuskan langkah pengamanan baru.
Ia menyampaikan, pola penculikan menunjukkan adanya kesamaan metode, yakni merekrut anak muda melalui aplikasi seperti Telegram dan Signal untuk melakukan aksi jarak jauh.
Sejumlah korban yang dikenal publik karena gaya hidup mewah mereka di media sosial turut menjadi target.
Salah satunya adalah Killian Desnos, influencer judi online dengan nama ”Teufeurs”.
Ayahnya diculik oleh pelaku yang menyamar sebagai kurir Amazon.
Baca Juga:5 Pilihan Penginapan Pangandaran yang Terjangkau dan IndahPrediksi Pakar, Stablecoin Akan Merombak Keuangan Tradisional dalam 5 Tahun
Setelah menerima video penyekapan ayahnya dengan ancaman pistol, Desnos membayar tebusan sambil melapor ke pihak berwenang.
Beruntung, sang ayah berhasil diselamatkan dan dua orang pelaku ditangkap.
Peristiwa ini membuat sejumlah tokoh kripto mulai menutup akses publik ke akun media sosial mereka dan menghapus data pribadi dari situs-situs terbuka.
CEO Paymium, misalnya, mendesak pemerintah agar mengurangi kewajiban pengungkapan data demi keamanan pengguna.
Kebocoran data yang mengkhawatirkan juga terjadi pada perusahaan dompet kripto Ledger dan firma risiko Kroll.
Dalam kasus Ledger, sebanyak 272.000 data pengguna tersebar di forum kejahatan dunia maya.
Beberapa korban mengaku menerima ancaman dan upaya pemerasan setelah informasi mereka bocor.