CIAMIS, RADARTASIK.ID – Efek mengendapnya tabungan nasabah BMT Miftahussalam Handapherang semakin meluas. Para nasabah pun mulai merasakan dampak mengendapnya tabungan tersebut. Seperti yang dialami beberapa Madrasah Ibtidaiyah. Mereka kebingungan untuk mengembalikan tabungan siswa. Pasalnya, tabungan tersebut disimpan di BMT Handapherang.
Kasi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Ciamis Jajang Jamaludin mengatakan, macetnya pembayaran BMT Miftahussalam Handapherang membuat Madrasah Ibtidaiyah kebingungan untuk membayar tabungan ke siswa. Kejadian tersebut sudah sejak tahun 2023 lalu.
“Sudah lama, sejak tahun 2023 persoalan BMT Miftahussalam Handapherang buat Madrasah Ibtidaiyah kebingungan mengembalikan tabungan siswa. Mungkin saat ini sudah atau sedang ditindaklanjuti,” katanya kepada Radar, Jumat (16/5/2025).
Baca Juga:Pembangunan Jalan di Desa Sukamaju Tasikmalaya Mulai Direalisasikan, 435 Meter Jalan Diperbaiki dari Dana DesaOpen Bidding Paling Tepat, Banyak Pejabat Potensial yang Bisa Mengisi Jabatan Sekda Kabupaten Tasikmalaya
Kata dia, Kemenag sudah memerintahkan kepada kepala MI dan pihak BMT untuk menyelesaikan permasalahan tabungan siswa secepatnya.
“Pastinya Kemenag sudah meminta menyelesaikan permasalahan tabungan siswa. Akan tetapi untuk lebih jelasnya tanyakan langsung ke MI,” ujarnya.
Radar pun mencoba mendatangi beberapa MI yang dimaksud oleh Kemenag. Namun, pada saat yang bersamaan kepada MI sedang tidak berada di tempat.
Kemudian, ketika berbincang dengan para guru madrasah tersebut, ternyata tidak hanya tabungan siswa saja yang tak bisa diambil. Tetapi tabungan guru untuk keperluan tunjangan hari raya pun sama mengendap.
“Mulai ratusan ribu hingga puluhan juta, saat ini tabungan guru tak bisa diambil di BMT Miftahussalam Handapherang,” kata salah satu guru yang tidak ingin disebutkan namanya.
Tadinya, ikut bergabung dengan BMT Miftahussalam Handapherang karena ada promosi ke MI. Kebetulan, Kepala MI sebelumnya ada hubungan keluarga dengan pengelola atau pengurus BMT Miftahussalam Handapherang.
“Sehingga ada sekitar 30 guru MI tersebut ikut bergabung, memang sebelum pandemi lancar membagikan tabungan,” ujarnya.
Baca Juga:Komisi II Bersih-Bersih Gebu, Kompleks Setda Kabupaten Tasikmalaya Harus Bersih dan Tertata RapiVillarreal vs Osasuna di Liga Spanyol: Perebutan Tiket Liga Champions
“Akan tetapi memasuki tahun 2023, sudah merasakan susah untuk diambil, bahkan guru-guru MI bolak balik ketiga tak kunjung diberikan, padahal ada yang rencana untuk biaya kuliah,” katanya.
Pengawas BMT Miftahussalam Handapherang Ahmad Agung menyampaikan belum bisa menjelaskan tentang apakah kelemahan manajemen atau terjadi fraud.