Nasabah BMT Handapherang Ciamis Gelisah, Uang Tabungan untuk Pernikahan Anak Tak Bisa Diambil

BMT Handapherang Ciamis
Mirah (50) warga Desa Dewasari menunjukkan tabungan BMT Miftahussalam Handapherang, Kamis (15/5/2025). (Fatkhur Rizqi/Radartasik.id)
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Sejumlah nasabah Baitul Maal Wa Tanwil (BMT) Miftahussalam Handapherang, Ciamis, mengeluhkan kesulitan mengambil tabungan mereka. Uang yang mereka kumpulkan sedikit demi sedikit dengan harapan digunakan untuk keperluan mendesak, seperti perbaikan rumah dan biaya pernikahan, kini tidak dapat ditarik.

Sumiati (55), warga Desa Dewasari, menceritakan bahwa ia telah menjadi anggota BMT Miftahussalam Handapherang selama tiga tahun dengan saldo awal Rp19,4 juta. Selama menabung, ia sempat mengambil Rp7 juta untuk biaya pengobatan, namun harus mencicil pembayarannya.

“Saat ini, sisa tabungannya sebesar Rp12,4 juta tidak bisa ia cairkan, padahal uang tersebut rencananya akan digunakan untuk memperbaiki rumahnya yang hampir roboh,” ujarnya kepada Radar, Kamis 16 Mei 2025.

Baca Juga:Pembangunan Jalan di Desa Sukamaju Tasikmalaya Mulai Direalisasikan, 435 Meter Jalan Diperbaiki dari Dana DesaOpen Bidding Paling Tepat, Banyak Pejabat Potensial yang Bisa Mengisi Jabatan Sekda Kabupaten Tasikmalaya

Sumiati mengaku awalnya menabung di BMT tersebut karena merasa lebih aman daripada menyimpan uang di rumah. “Sebagai pedagang keliling, ia berusaha menyisihkan penghasilannya untuk kebutuhan mendesak,” ungkapnya.

Namun, setelah berulang kali meminta penarikan dana, ia justru mendapat penolakan dari pengurus BMT. Ia merasa malu karena terus-menerus datang ke BMT hanya untuk meminta uangnya sendiri.

Sementara itu, Mirah (50), warga Desa Dewasari lainnya, juga mengalami nasib serupa. Sebagai buruh pasar dengan penghasilan Rp35.000 per hari, ia dan anaknya menabung di BMT Miftahussalam Handapherang sejak 2012. Total tabungan mereka yang belum bisa diambil mencapai Rp9 juta.

“Awalnya, proses menabung dan penarikan berjalan lancar. Namun, sejak Oktober 2023 tidak lagi bisa mengambil uangnya,” ujarnya.

Kata dia, pihak BMT beralasan bahwa tidak ada uang kas karena banyak nasabah peminjam yang mengalami kredit macet, mencapai Rp3,2 miliar.

“Padahal, tabungan tersebut rencananya akan digunakan untuk biaya pernikahan anak saya,” pungkas. (riz)

0 Komentar