RADARTASIK.ID – Menteri Transportasi Italia, Matteo Salvini, melontarkan kritik tajam kepada pemilik AC Milan, Gerry Cardinale, usai Rossoneri gagal meraih gelar Coppa Italia.
Menurut Salvini, di bawah kendali Cardinale dan manajemen saat ini, Milan telah kehilangan jiwanya sebagai klub yang dulu dikenal penuh semangat dan mental juara.
Salvini, yang merupakan tifosi garis keras Milan, hadir langsung di Olimpico saat timnya dikalahkan Bologna.
Baca Juga:Juventus dan AC Milan Harus Belajar dari Bologna: Manajemen Klub Lebih Penting dari Pemain BintangButuh Pemimpin Ruang Ganti, Igor Tudor Minta Juventus Datangkan Tiga Pemain Top
Ia sangat kecewa dan menyebut kekalahan ini sebagai simbol dari krisis identitas Milan.
“Ini bukan Milan yang saya kenal. Klub ini sekarang terasa dingin, datar, kehilangan semangat bertarung. Jiwa Milan sudah direnggut,” ujarnya dalam wawancara dengan TeleLombardia.
Ia secara khusus menuding Gerry Cardinale dan struktur manajemen RedBird yang terlalu fokus pada citra dan komersialisme.
“Terlalu banyak perhatian pada merchandise, jaket kampus, peragaan busana, dan parfum. Tapi tak ada kerja keras di lapangan. Milan seolah jadi etalase, bukan klub sepak bola,” sindir Salvini.
Tak hanya itu, Salvini juga menyoroti absennya Cardinale dari Italia selama berbulan-bulan.
“Sudah berapa lama pemilik tidak datang ke Milan? Apakah ini normal untuk klub sebesar ini? Mungkin mereka nyaman, tapi tidak bagi kami para tifosi,” katanya.
Menurutnya, musim depan Milan butuh perubahan dari akarnya, bukan hanya dengan mengganti pelatih atau direktur olahraga.
Baca Juga:Conceicao Ingin Pulang ke Porto, Juventus Bidik Penyerang pencetak 12 Gol dan 9 Assist Milik DortmundMedia Spanyol: Theo Hernandez Tawarkan Diri ke Real Madrid
“Masalahnya bukan hanya pada siapa yang duduk di bangku cadangan, tapi siapa yang memilih mereka. Tanpa fondasi manajemen yang kuat dan berkarakter, Milan tak akan kembali berjaya,” paparnya.
Pernyataan Salvini mencerminkan keresahan fans Rossoneri yang mulai meragukan arah kepemimpinan klub.
Dalam pandangannya, Milan tak boleh dijadikan sekadar bisnis, tapi warisan yang seharusnya dijaga dengan rasa hormat dan semangat yang sama seperti dulu.
Terakhir, sebagai pendukung fanatik AC Milan, Salvin secara terbuka menunjukkan sikap tidak simpatiknya terhadap Inter Milan.
Ia bahkan enggan mengucapkan selamat kepada Inter yang akan tampil di final Liga Champions melawan PSG.
“Tidak terlintas sedikit pun di benak saya untuk mendukung Inter. Bahkan saya sedang mencari tempat tanpa sinyal ponsel untuk akhir pekan itu,” tuturnya.