Dengan latar belakang fundamental yang kuat dan dukungan dari pemerintah, saham-saham BUMN cenderung lebih stabil dan menjadi pilihan utama investor lokal maupun asing.
Tingginya minat investor tercermin dari nilai dan volume transaksi yang tercatat hari ini.
Total transaksi mencapai Rp 9,05 triliun, dengan lebih dari 17 miliar lembar saham berpindah tangan dalam 8544.975 kali transaksi.
Baca Juga:Simak Harga Pi Network Hari Ini dalam Rupiah, Serta Analisis Tren Pi Network Terbaru 2025 Berdasarkan Data3 Sepeda Listrik Murah di Bawah 2 Juta yang Ramah Lingkungan dan Cocok untuk Harian! Nomor 2 Bikin Kaget
Ini menunjukkan bahwa pasar kembali hidup, didorong oleh optimisme terhadap sektor finansial dan BUMN.
Selain itu, sebanyak 330 saham tercatat naik, sementara hanya 247 saham yang turun dan 229 stagnan.
Ini menjadi sinyal kuat bahwa mayoritas pelaku pasar berada dalam mode beli.
Selain faktor domestik, ada pula sentimen eksternal yang ikut mempengaruhi pergerakan pasar.
Ramalan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang membaik memberikan angin segar bagi pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
Sebagai salah satu mitra dagang utama Indonesia, stabilitas ekonomi AS turut memberikan efek domino terhadap pasar modal Tanah Air.
Di sisi lain, data pertumbuhan penjualan ritel dalam negeri yang menunjukkan tren positif juga memberikan kontribusi terhadap optimisme investor.
Baca Juga:Klik Sekarang! Begini Cara Klaim Saldo DANA Gratis Hari Ini Tanpa Aplikasi Tambahan, Dapat Rp466.000!Tabel KUR BSI 2025 Terbaru, Pinjaman Rp120 Juta, Cek Simulasi Angsuran KUR BSI 2025 yang Super Ringan Ini!
Hal ini memperkuat keyakinan bahwa ekonomi Indonesia masih berada di jalur yang sehat.
Dengan kondisi IHSG yang kembali menanjak dan sektor perbankan serta BUMN menjadi lokomotif, strategi investasi yang dapat diterapkan adalah fokus pada saham-saham blue chip.
Investor dapat mempertimbangkan akumulasi pada saham BBRI, BMRI, TLKM, maupun BBCA dan BBNI, terutama jika tren positif ini terus berlanjut.
Namun, tetap perlu diperhatikan bahwa volatilitas pasar bisa saja terjadi sewaktu-waktu.
Oleh karena itu, strategi diversifikasi dan manajemen risiko tetap perlu dijalankan secara disiplin.
Melihat kondisi saat ini, ada potensi IHSG untuk terus melanjutkan penguatannya.
Namun, ada beberapa tantangan yang masih perlu diwaspadai seperti ketidakpastian suku bunga global, fluktuasi nilai tukar rupiah, dan kondisi geopolitik internasional.
Namun demikian, selama sektor perbankan dan BUMN terus menunjukkan performa positif, harapan akan berlanjutnya tren penguatan IHSG masih terbuka lebar.
Pengaruh saham perbankan terhadap IHSG dan peran saham BUMN dalam kenaikan IHSG diprediksi masih akan menjadi tema utama dalam beberapa minggu ke depan.