“Dulu jalan ini bukan jalur lintasan kendaraan, karena difungsikan sebagai ruang terbuka publik. Tapi setelah lama, difungsikan kembali sebagai jalan raya, batu andesitnya rusak dan sering menyebabkan kecelakaan,” ujarnya kepada wartawan kemarin.
Penutupan area batu andesit sendiri sempat berlangsung selama dua tahun, yaitu hingga 2019. Pengendara dari arah Citapen dan Pasar Mambo diharuskan berbelok ke Jalan Mayor Utarya yang merupakan eks kompleks Pemkab Tasikmalaya. Baru kemudian bisa masuk ke Jalan HZ Mustofa.
Setelah itu, pemerintah memutuskan kembali membuka area andesit sebagai jalur umum bagi kendaraan. Sekitar enam tahun berlalu, perlahan batu andesit yang awalnya cantik itu mulai rusak. Terlindas roda kendaraan. Beberapa bahkan mencuat ke atas dan menyebabkan pengendara celaka.
Baca Juga:Viman Alfarizi (Bukan) Dedi Mulyadi!Real! Game Penghasil Uang Ini Bisa Bikin Kamu Kaya Raya
Melihat kerusakan yang terjadi, Pemkot Tasikmalaya memutuskan untuk mengganti permukaan jalan dengan aspal hotmix. Anggaran yang disiapkan mencapai Rp400 juta, dengan target penyelesaian selama tiga bulan sesuai kontrak kerja.
“Karena ini berada di pusat kota, tentu harus kita perbaiki. Ini etalase kota. Kami juga sekalian akan memperbaiki trotoar di sekitar Masjid Agung,” tambah Hendra.
Hingga Rabu sore, proses pembongkaran batu andesit masih berjalan. Setelah itu lapisan bawahnya akan dirapikan dan dipersiapkan untuk pelapisan hotmix. Selama proses pengerjaan berlangsung, DPUTR akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk merekayasa lalu lintas agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat di kawasan tersebut.
“Jalur utama kota ini akan diganti dengan aspal hotmix karena kondisi andesit yang rusak dan dinilai membahayakan pengguna jalan,” tegas dia. (mik/wan)