TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kawasan di depan Masjid Agung Kota Tasikmalaya pernah menjadi simbol penataan estetika ruang kota yang sarat makna.
Sekitar tahun 2017 di masa awal kepemimpinan pasangan Wali Kota H Budi Budiman dan Wakilnya H Muhammad Yusuf kawasan ini mengalami transformasi besar.
Saat itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sebuah “kado istimewa” berupa desain Taman Kota untuk Kota Tasikmalaya, sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan ruang publik.
Baca Juga:Viman Alfarizi (Bukan) Dedi Mulyadi!Real! Game Penghasil Uang Ini Bisa Bikin Kamu Kaya Raya
Lokasi pembangunan taman ini berada di kompleks eks Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya yang kala itu digunakan oleh Kwarcab Pramuka sebagai sekretariat.
Area tersebut kemudian dibongkar dan dialihfungsikan menjadi taman kota, dengan pendanaan berasal dari bantuan provinsi Jawa Barat senilai kurang lebih Rp12,5 miliar.
Desain taman dikerjakan langsung oleh Ridwan Kamil, yang memang dikenal sebagai arsitek sekaligus pegiat ruang publik.
Taman tersebut dilengkapi air mancur atraktif yang disebut-sebut mampu menari dengan pola pertunjukan, menyerupai atraksi air mancur ikonik di Purwakarta.
Tak hanya itu, bagian depan Masjid Agung juga mendapat perhatian. Pemerintah Kota Tasikmalaya menggunakan anggaran tambahan untuk memasang batu andesit sebagai sarana penunjang yang menghubungkan taman kota dengan jalur menuju Jalan HZ Mustofa.
Material andesit ini sekaligus berfungsi sebagai ruang publik terbuka yang menampung berbagai aktivitas masyarakat. Kepala Dinas Cipta Karya saat itu, H. Yono S. Karso, membenarkan bahwa proyek taman ini merupakan bagian dari bantuan provinsi yang dibawa langsung oleh gubernur.
Pembangunan taman rampung dalam waktu singkat dan langsung mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Peresmiannya dilaksanakan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Tasikmalaya dan ditandai dengan pertunjukan simbolis air mancur. Ribuan warga memadati area taman yang kala itu menjadi ikon baru pusat kota.
Baca Juga:375 Anggota Pramuka dari 17 Pangkalan Adu Keterampilan di LT II Tingkat Kecamatan Indihiang Kota TasikmalayaHadirkan Belanja Murah dan Praktis di Cahaya Abadi Minimarket Cisayong
Namun, perubahan demi perubahan terus terjadi. Jalanan berlapis andesit yang awalnya dirancang sebagai zona pedestrian dan publik, lambat laun berubah fungsi.
Akibat lemahnya pengawasan dari pemerintah, area tersebut dikuasai oleh pedagang kaki lima (PKL), wahana mainan anak-anak hingga otopet. Kawasan yang semula indah dan tertib berubah menjadi ruang yang semrawut.