Dalam KBBI itu kata ”preman” juga dapat merujuk pada seseorang yang tidak terikat kontrak kerja (vrijman dalam bahasa Belanda atau free man dalam bahasa Inggris).
Konotasi preman di Indonesia ya memang familiar yang jelek. Tukang todong. Tukang peras. Tukang rampok.
Kenapa preman-preman itu begitu lama leluasa beraksi di Indonesia?
Lalu kenapa baru sekarang ini di era Presiden Prabowo Subianto diributkan. Sampai negara pun begitu dibuat repot?
Baca Juga:Keliling Jabar Bersama Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana: Ruang Kajari Bekasi yang HomyKeliling Jabar Bersama Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana: Kajari Garut Hadapi Pemberitaan Tak Profesional
Ada kutipan bagus dari pemikiran Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Beliau menyampaikan bahwa, ”Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir”.
Itulah titik masalahnya. Preman-preman di Indonesia begitu kuat karena mengorganisir kelompoknya.
Preman dalam arti tukang peras, penodong, dan rampok itu pandai berkamuflase dan adaptif dengan perubahan kondisi negeri ini.
Kamuflase mereka sekarang terpetakan. Mereka memakai kedok atau bersembunyi di lembaga atau organisasi.
Seperti dalam Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), ada juga yang memilih sembunyi di lembaga Pers, Lembaga Bantuan Hukum (LBH), bahkan di institusi pemerintahan sendiri. Baik eksekutif, yudikatif, pun legislatif.
Semua organisasi itu pada dasarnya tercemari oleh preman-preman yang menyusup. Menumpang alias parasit. Tujuannya agar leluasa beraksi.
Dampaknya cukup sulit memberantas preman-preman yang sembunyi di dalam organisasi. Benar-benar ibarat parasit yang lekat menempel.
Baca Juga:Keliling Jabar Bersama Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana: Kajari Kabupaten Tasik Utamakan Mendidik MoralKeliling Jabar Bersama Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana: Belajar Berani dari Kepala Kejari Kota Banjar
Kalau kanker, sudah menjalar merusak sel-sel baik di dalam tubuh. Yakni di organisasi yang digandolinya.
Apa yang harus dilakukan? Agar keinginan Presiden Prabowo itu terwujud. Preman diberantas.
Tentu dibutuhkan keseriusan semua pihak dalam memberantas premanisme di negeri ini.
Organisasi-organisasi yang disusupi, ditumpangi, dijadikan tempat sembunyi para preman, harus berani bersih-bersih.
Selamatkan organisasi yang pada dasarnya memiliki tujuan mulia. Yakni menjadi bagian dalam pembangunan bangsa dan negara.
Bersihkan orang-orang yang menjadi parasit di organisasi. Atau kalau masih mau tetap menghimpun, tegaskan mereka untuk bertaubat dari perilaku premanisme.
Pun di lembaga pemerintahan. Bersih-bersih dari preman yang menyusup. Tukang peras, tukang todong, tukang rampok uang negara alias koruptor-koruptor.