Satu titik balik penting adalah kemenangan Lazio atas Juventus di Olimpico pada paruh kedua musim, yang menjaga harapan mereka tetap hidup.
Akhir Musim: Drama di Hari Terakhir
Menjelang pekan terakhir, Juventus unggul dua poin dari Lazio.
Lazio harus menang melawan Reggina dan berharap Juventus kalah dari Perugia di laga tandang.
Baca Juga:Seragam Baru Juventus Resmi Dirilis: Perpaduan Jersey Klasik Pertama dan Teknologi Canggih Adidas Striker Pelapis Mandul, Inter Milan Ingin Pulangkan Joshua Zirkzee ke Italia
Lazio kemudian menunaikan tugasnya lebih dulu dengan menang 3-0 di Stadion Olimpico.
Namun, di tengah hujan deras di Perugia, pertandingan Juventus tertunda selama satu jam yang membuat kemenangan Lazio tak akan berarti jika Nyonya Tua menang.
Saat dilanjutkan, gol Alessandro Calori membawa Perugia menang 1-0 dan membuat Juventus terpeleset di garis finis.
Lazio akhirnya mengakhiri musim dengan 72 poin, unggul satu angka dari Juventus.
Suasana Stadion Olimpico pecah oleh sorak sorai suporter yang mendengar hasil dari Perugia lewat radio, sementara pemain-pemain Lazio meneteskan air mata—termasuk Veron, yang menyebutnya “Scudetto penuh penderitaan dan kualitas.”
Gelar ini menjadi penegasan era emas Lazio di bawah kepemimpinan presiden Sergio Cragnotti, yang berinvestasi besar membentuk tim kuat dan kompetitif, bukan hanya di Italia, tapi juga Eropa yang sulit terulang hingga kini.