RADARTASIK.ID – Juan Sebastian Veron mengenang momen emosional saat membawa Lazio meraih Scudetto 1999/2000.
Dalam wawancaranya bersama La Gazzetta dello Sport, sang gelandang Argentina mengaku tak kuasa menahan tangis setelah memastikan gelar juara, tepat 14 Mei 2000.
Kala itu, Lazio menang atas Reggina di Olimpico, namun gelar baru dipastikan usai mendengar kekalahan Juventus dari Perugia melalui siaran radio.
Baca Juga:Seragam Baru Juventus Resmi Dirilis: Perpaduan Jersey Klasik Pertama dan Teknologi Canggih Adidas Striker Pelapis Mandul, Inter Milan Ingin Pulangkan Joshua Zirkzee ke Italia
“Saat itu belum ada ponsel pintar. Laga Juve bisa ditonton lewat layar di stadion, tapi saya tak sanggup. Saya terlalu tegang,” kata Veron.
Teman saya, Nestor (Sensini), terus menenangkan, tapi saya tak bisa diam. Saat Collina meniup peluit akhir di Perugia, saya langsung menangis seperti anak kecil. Itu impian yang jadi nyata,” lanjutnya.
Veron bahkan menyebut gelar Lazio tersebut sebagai “Scudetto penderitaan”, namun juga “Scudetto kualitas”. “Kami adalah tim terkuat di Italia. Bahkan setelah 25 tahun, saya tetap yakin tak ada tim sekuat Lazio kami,” tuturnya.
“Dan di balik itu, ada sosok spesial: Sven Goran Eriksson. Dia pelatih yang mengajari saya banyak hal,” pungkas Veron.
Perjalanan Scudetto Lazio
Lazio meraih Scudetto 1999/2000 dalam salah satu akhir musim paling dramatis dalam sejarah Serie A.
Gelar ini menjadi yang kedua dalam sejarah klub, setelah sebelumnya memenanginya pada musim 1973/1974.
Berikut adalah perjalanan penuh penderitaan tim asuhan Sven-Göran Eriksson menuju puncak:
Baca Juga:Fans Ngamuk Sampdoria Terdegradasi ke Serie C, Polisi Kawal Pemain Hingga ke Ruang GantiJadi Penasihat Klub Iran, Legenda AC Milan Ingin Gaet Mantan Pelatih Inter Milan
Awal Musim: Ambisi dan Kualitas
Lazio mengawali musim 1999/2000 dengan skuad bertabur bintang dan tim ini dirancang untuk menyerang dan bermain atraktif.
Mereka memiliki nama-nama seperti Juan Sebastian Veron, Pavel Nedved, Diego Simeone, Alessandro Nesta, Sinisa Mihajlovic, dan Hernán Crespo yang datang sebagai pengganti Christian Vieri.
Eriksson menggabungkan kekuatan teknik dan taktik untuk menjadikan Lazio sebagai pesaing utama Juventus dalam perburuan gelar.
Persaingan Ketat dengan Juventus
Sepanjang musim, Lazio dan Juventus bersaing ketat di papan atas.
Juventus sempat memimpin klasemen hingga pekan-pekan terakhir, sementara Lazio terus menempel di posisi kedua.