Harga Kelapa Pangandaran Mahal, Barangnya Langka, Apa yang Terjadi?

harga kelapa pangandaran
Buah kelapa menumpuk di salah satu pengepul di Kabupaten Pangandaran beberapa waktu lalu. (Deni Nurdiansah/Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Harga kelapa di Kabupaten Pangandaran hingga saat ini masih tergolong tinggi, dan ini disebabkan oleh pasokan yang terbatas.

Salah seorang petani kelapa lokal, Sadili (50), mengungkapkan, harga kelapa Pangandaran yang dijual ke bandar saat ini mencapai Rp 7.000 per butir.

Menurutnya, dengan menjual 100 butir kelapa, petani bisa mendapatkan sekitar Rp 700.000.

Kenaikan harga kelapa Pangandaran ini cukup signifikan dibandingkan dengan harga sebelumnya, yang pada akhir tahun 2024 hanya sebesar Rp 3.000 per butir.

Baca Juga:Abrasi Pantai Batukaras Pangandaran Kian Parah, Nelayan Desak Solusi KonkretPolisi Selidiki Misteri Kecelakaan Maut di Pangandaran yang Menelan Dua Korban Jiwa

Bahkan, sempat terjadi lonjakan harga yang mencapai Rp 8.000 per butir, sebuah rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Sadili juga mengenang masa lalu ketika harga kelapa sempat merosot drastis hingga hanya Rp 1.000 per butir, yang pada waktu itu sudah dianggap harga yang sangat rendah.

”Dulu harga Rp 2 ribu per butir itu tergolong mahal,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Selasa, 13 Mei 2025.

Namun, meskipun harga kelapa Pangandaran saat ini mahal, ketersediaannya justru menjadi masalah.

Menurut Sadili, saat ini buah kelapa sangat sulit ditemukan, yang membuat harga kepala Pangandaran terus melambung, tetapi barangnya hampir tidak ada di pasaran.

Suhli, seorang pengepul kelapa di Pangandaran, juga menyatakan, sebagian besar kelapa yang beredar saat ini berasal dari petani lokal.

Kelapa yang dipasok dari luar daerah sangat jarang.

Ia menambahkan, untuk mendapatkan kelapa tua dari satu petani tidak bisa dilakukan setiap bulan.

Baca Juga:Bukan Cuma Dividen: Strategi Investasi Ini Ternyata Lebih Cuan!Cuan 5,5 Juta Persen! Begini Rekam Jejak Investasi Warren Buffett yang Tak Tertandingi Selama Enam Dekade

Petani hanya bisa menyediakan kelapa dua bulan sekali, kecuali petani tersebut memiliki banyak pohon kelapa.

Dengan kondisi seperti ini, sulit untuk memenuhi kebutuhan pasar, meskipun harga yang ditawarkan terus naik. (Deni Nurdiansah)

0 Komentar