TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Insiden tidak diharapkan terjadi dalam persiapan pemberangkatan calon jemaah haji di Kota Tasikmalaya. Ada beberapa paspor yang hilang yang berdampak pada tertundanya pemberangkatan 7 calon jemaah haji.
Salah satu syarat calon jemaah haji bisa berangkat ke tanah suci yakni paspor yang merupakan dokumen pemberangkatan lintas negara. Tanpa itu, tentunya jemaah tidak akan bisa berangkat untuk melaksanakan ibadah haji.
Informasi yang dihimpun Radar, paspor milik beberapa calon jemaah hilang setelah diserahkan ke Kemenag Kota Tasikmalaya. Hal ini sontak membuat jemaah terkait marah dan kecewa kepada pihak Kemenag.
Baca Juga:Bidik Geng Motor, KNPI Kota Tasikmalaya Siapkan Satgas Khusus Untuk Turun ke LapanganMengaku Tidak Tahu Belum Berizin, Alfamidi Tetap Beroperasi di LSD Jalan Lingkar Utara Kota Tasikmalaya
Hal itu tidak dibantah oleh Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Kota Tasikmalaya Husna Mustopa. Diakuinya bahwa ada 3 paspor jemaah haji yang hilang di tempat penyimpanan khusus di tempat kerjanya. “Ada 3 paspor yang hilang, jemaah jai di kloter 27,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Selasa (13/5/2025).
Sebagaimana dijadwalkan, kloter 27 calon jemaah haji Kota Tasikmalaya akan diberangkatkan tengah malam nanti, Rabu (14/5/2025) pukul 00.00 WIB. Pemberangkatan akan dilakukan di Gedung Dakwah Islamiah Kota Tasikmalaya.
Pihaknya pun tidak habis pikir bagaimana paspor tersebut bisa hilang setelah disimpan di dalam lemari. Petugas sempat melakukan pencarian namun dokumen tersebut tidak juga ditemukan. “Saya juga bingung kenapa bisa hilang, padahal disimpan di lemari supaya tidak hilang,” sesalnya.
Kendati demikian, hal itu tidak serta merta membuat calon jemaah haji batal berangkat ke tanah suci. Hanya saja pemberangkatannya harus tertunda karena ditukar posisi dengan calon jemaah haji di kloter 58. “Tetap berangkat, tapi ditunda karena digeser ke kloter 58,” ujarnya.
Pihak kemenag pun sedang memproses pembuatan paspor calon jemaah haji yang hilang. Meski 3 paspor yang hilang, pergeseran kloter melibatkan 7 calon jemaah haji. “Yang hilangnya 3, tapi karena keluarganya ingin tetap bareng jadinya 7 orang yang digeser,” ucapnya.
Meskipun bingung paspor bisa hilang, pihaknya menyadari ada kelalaian dalam pengawasan dokumen. Ini jadi bahan evaluasi bagi Husna untuk bisa lebih teliti lagi dalam hal keamanan dokumen. “Tentu ini jadi pengingat buat kami ke depannya,” tuturnya.