Gara-Gara "Nakal", Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Candra Diadukan ke Gubernur oleh Isterinya

Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Candra
Tangkapan Layar Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Candra saat dimarahi isterinya dan ditanggapi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
0 Komentar

Dalam berbagai kesempatan, Diky tampil lebih dominan dalam menyampaikan sikap resmi pemerintah, mengomentari isu publik, hingga membangun interaksi langsung dengan warga.

Tegas Hadapi Birokrasi Pasif

Namun di balik gayanya yang hangat dan humoris, Diky juga dikenal sebagai pemimpin yang sangat tegas terhadap birokrasi. Hal itu terlihat dalam peristiwa Jumat (2/5/2025), saat ia meluapkan kemarahan di hadapan para kepala SKPD usai mendampingi audiensi panjang bersama massa aksi mahasiswa di halaman Bale Kota Tasikmalaya.

Audiensi yang melibatkan PMII dan HMI itu berlangsung lebih dari lima jam. Awalnya, Wali Kota Viman cukup aktif menjawab pertanyaan mahasiswa, dan Sekda Asep Goparulloh berhasil menjelaskan isu rotasi-mutasi.

Baca Juga:Viman Alfarizi (Bukan) Dedi Mulyadi!Real! Game Penghasil Uang Ini Bisa Bikin Kamu Kaya Raya

Namun ketika bahasan masuk ke persoalan Terminal Indihiang dan terminal bayangan di depan Bale Kota, suasana berubah. Kepala Dinas Perhubungan Asep Maman tak mampu menjawab tuntutan mahasiswa secara memuaskan, membuat massa aksi mengalihkan pertanyaan ke Kapolres soal legalitas.

Melihat pejabatnya pasif dan tak proaktif, Diky murka.

“Saya terpaksa harus marah. Sehebat apa pun kalian, saya, bahkan Pak Wali sekalipun, tidak akan jadi apa-apa kalau kita berpisah. Tidak bersatu, tidak pernah mau ngobrol. Itu yang membuat saya marah,” ungkap Diky kepada wartawan.

Ia menegaskan, hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam forum resmi hari Senin. Kemarahannya bahkan disampaikan langsung di hadapan Kapolres.

Dualitas Gaya Kepemimpinan

Diky Candra menunjukkan dua sisi kepemimpinan yang kontras namun saling melengkapi: tegas dalam birokrasi, humanis di masyarakat. Figur yang bisa menegur kepala dinas dengan keras, namun bisa juga bercanda soal kondisi kesehatannya sendiri di depan publik.

Gaya ini menjadi kekuatannya. Di satu sisi, ia menjaga etos kerja pemerintahan agar tetap disiplin dan terarah. Di sisi lain, ia tetap menjaga citra pemimpin yang dekat dengan rakyat, terbuka, dan membumi—persis seperti karakternya di panggung hiburan dulu.

Dengan kombinasi itu, Diky Candra tidak hanya menjalankan jabatan, tetapi memainkan peran kultural dalam kepemimpinan lokal Tasikmalaya—menjembatani jarak antara pemerintah dan rakyat dalam bahasa yang mereka pahami dan percaya. (Ayu Sabrina)

0 Komentar