Antonio Conte: Penyihir Salento yang Mematahkan Rekor Abadi Inter Milan

Antonio Conte
Antonio Conte Foto: Instagram@antonioconte
0 Komentar

RADARTASIK.ID –Di dunia sepak bola Italia yang sarat akan tradisi, pertahanan kokoh, dan rivalitas yang membara, rekor bukan sekadar angka.

Ia adalah simbol dominasi, kejayaan, dan sering kali menjadi kutukan bagi yang mencoba menyentuhnya.

Musim 2006/2007 bukanlah musim biasa bagi Inter Milan. Di tengah gempa besar yang mengguncang sepak bola Italia akibat skandal Calciopoli yang merobek tatanan Serie A, Inter berdiri tegak, tak hanya sebagai pemenang, tapi sebagai penguasa tunggal.

Baca Juga:Jika  Barcelona Ingin Sukses di Liga Champions, Legenda AC Milan Sarankan Lamine Yamal Dijadikan Penerus MessiDekati Rekor Legenda AC Milan dan AS Roma, Inzaghi Selangkah Jadi Pelatih Terbaik Serie A Sepanjang Masa

Di saat para rival jatuh karena sanksi, pengurangan poin, dan degradasi, Nerazzurri justru melesat dengan keyakinan penuh.

Mereka tak hanya merebut Scudetto ke-15, tapi melakukannya dengan cara yang belum pernah terlihat sebelumnya dengan meraih 97 poin dari 30 kemenangan, dan 17 kemenangan beruntun.

Sebuah musim yang masih dikenang sebagai salah satu paling dominan Inter dalam sejarah Serie A.

Selama bertahun-tahun, raihan 97 poin rekor itu berdiri tegak, menantang siapa pun yang hendak memecahkannya.

Pada saat itu, Calciopoli mengubah peta kekuatan Serie A.

Juventus terdegradasi, AC Milan terkena pengurangan poin, dan Fiorentina serta Lazio tersandung masalah serupa.

Dalam kekosongan kekuasaan itulah Inter menemukan ruang untuk mendefinisikan ulang siapa mereka.

Di bawah asuhan Roberto Mancini, mereka bukan hanya mengambil kesempatan, mereka menjadikannya deklarasi kekuatan.

Baca Juga:Ambil Cuan Gratis Ratusan Ribu, Bisa Dikalim di Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis 2025 Terbukti MembayarNomor Kamu Terverifikasi! Ini Cara Mendapatkan Rp523.000 dari Aplikasi Penghasil Saldo DANA Tercepat 2025

Inter musim itu adalah kombinasi sempurna antara teknik, kekuatan, dan kedalaman skuad.

Di bawah mistar, Julio Cesar mulai mengambil peran utama. Lini belakang diperkuat oleh duet Walter Samuel dan Marco Materazzi yang tangguh, dengan bek kanan Maicon yang menyerang bak sayap.

Di tengah, Esteban Cambiasso dan Patrick Vieira memberi keseimbangan, sementara Luis Figo dan Dejan Stankovic menawarkan kreativitas dan pengalaman.

Namun, motor utama tim ada di depan. Zlatan Ibrahimović, yang baru didatangkan dari Juventus, langsung menjadi pusat permainan.

Bersama Hernán Crespo dan Adriano, lini depan Inter begitu mematikan karena dihuni striker yang punya insting memtikan dan memilki kekuatan fisik luar bias.

Rentetan 17 Kemenangan yang Tak Terbendung

Setelah start yang cukup mulus, Inter mulai memperlihatkan wajah aslinya sejak Oktober 2006.

0 Komentar