RADARTASIK.ID – Menjelang partai final Liga Champions antara Paris Saint-Germain dan Inter Milan yang akan digelar pada 31 Mei di Monaco, mantan pelatih ternama Fabio Capello mengungkapkan analisis tajam soal kekuatan kedua tim.
Dalam wawancaranya dengan La Gazzetta dello Sport, Capello membandingkan satu per satu pemain kunci dari dua finalis tersebut.
Salah satu sorotan utamanya tertuju pada sektor penjaga gawang dianggap sebagai aktor kelolosan kedua tim ke babak final.
Baca Juga:Yakin Lolos ke Liga Champions, Tudor Minta Pemain Juventus Tampil Berani di Kandang LazioPesan Mantan Penyerang AC Milan untuk PSG: “Anda Tak Mengerti Sepak Bola Jika Merasa Lebih Unggul dari Inter”
“Sommer dan Donnarumma adalah dua kiper hebat, tetapi menurut saya, beban yang ditanggung Gigio jauh lebih besar,” kata Capello.
“Tanpa penyelamatan-penyelamatan pentingnya, terutama saat adu penalti lawan Liverpool dan duel dua leg menghadapi Arsenal, saya tidak yakin PSG bisa sampai ke final di Monaco,” lanjutnya.
Capello juga menyentuh duel menarik antara dua bek sayap: Denzel Dumfries (Inter) dan Achraf Hakimi (PSG).
Ia menyebut keduanya sebagai pemain eksplosif dengan kualitas individu tinggi yang akan menjadikan laga ini sebagai panggung pembuktian siapa bek sayap terbaik di Eropa.
“Ini duel yang memukau dan sulit untuk memilih siapa yang lebih unggul. Keduanya punya kecepatan dan kontribusi besar dalam menyerang,” ujarnya.
Saat membahas sektor depan, Capello mengangkat perbandingan antara Lautaro Martínez dan Ousmane Dembélé, dua penyerang dengan gaya bermain sangat berbeda.
Ia mengakui Dembele lebih kreatif, namun Lautaro memiki kelebihan punya semangat pantang menyerah yang sering memicu tim tampil lebih baik.
Baca Juga:Ada Nama Indonesia di Balik Kemenangan AC Milan Atas BolognaJurnalis Italia Akui AC Milan Tim Penuh Misteri: Bisa Menang Besar, Tapi Juga Bisa Tumbang di Final
“Lautaro adalah penyerang kotak penalti sejati, ia hidup dari peluang dan tak pernah lelah mengejar bola,” ulasnya.
“Tapi Dembélé lebih imajinatif, lebih kreatif dalam membuka ruang dan menciptakan peluang dari situasi sulit,” ucap Capello.
Namun, bagi Capello, Lautaro punya nilai lebih yang tak bisa diukur sekadar statistik dibandingkan Dembele.
“Dia bukan hanya pencetak gol, tapi juga pemimpin sejati. Lihat saja malam saat menghadapi Barcelona di San Siro. Ia tampil meski belum sepenuhnya fit, menggertakkan gigi, dan memberikan penalti penting untuk gol kedua,” ungkapnya.