GARUT, RADARTASIK.ID – Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Garut masih menunjukkan angka yang memprihatinkan.
Pada tahun 2024, tercatat sebanyak 50 ibu dan 322 bayi meninggal di Kabupaten Garut, suatu kondisi yang mengkhawatirkan dan harus segera diatasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut.
Bahkan, Kabupaten Garut berada di posisi kedua tertinggi di Jawa Barat untuk kematian ibu dan posisi ketiga untuk kematian bayi.
Baca Juga:Revitalisasi Pasar Induk Guntur Ciawitali Garut Dimulai Juli, PKL Hanya Boleh Berjualan hingga Pukul 05.30Garut Butuh Sekolah Tahan Gempa, Bupati Syakur Bingung Cari Dananya dari Mana, Ada yang Mau Nyumbang?
Angka tersebut menunjukkan adanya kesenjangan serius dalam pelayanan kesehatan, yang harus segera mendapat perhatian dan langkah-langkah konkret untuk menurunkannya.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut pun memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.
Yudha Puja Turnawan, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Garut yang membidangi kesehatan, menyatakan, penyelesaian permasalahan ini memerlukan kerja sama dari berbagai pihak.
”Kita harus bersama-sama mengatasi permasalahan ini,” ungkap politisi PDI Perjuangan ini, Jumat, 9 Mei 2025.
Menurutnya, upaya bersama sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kematian ibu dan bayi yang terus meningkat.
Salah satu faktor yang sangat perlu diperhatikan adalah ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai, terutama layanan Poned (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) di puskesmas.
Namun, hingga saat ini, tidak semua puskesmas di Kabupaten Garut memiliki fasilitas Poned.
Baca Juga:Langsung Cek Link Ini! Klaim Saldo DANA Kaget Jumat Berkah Rp248.000 Sekarang Juga, Jangan Sampai Ketinggalan!Super Legit! Uang Ratusan Ribu Bisa Diklaim Lewat Game Penghasil Saldo DANA Gratis 2025, Ini Caranya
Yudha mencatat, dengan jumlah penduduk sekitar 2,8 juta jiwa, sesuai catatan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Diskudcapil), Kabupaten Garut memerlukan 112 puskesmas, sementara saat ini hanya tersedia 67 puskesmas.
Dari jumlah tersebut, hanya 30 puskesmas yang sudah dilengkapi dengan layanan Poned.
Menurut Yudha, satu puskesmas saat ini harus melayani sekitar 25 ribu penduduk, dan bahkan puskesmas yang ada belum semuanya memiliki layanan Poned yang memadai untuk menangani proses persalinan ibu hamil.
Oleh karena itu, ia berharap agar fasilitas kesehatan ini dapat tersebar merata di seluruh kecamatan dan desa di Kabupaten Garut, dengan dilengkapi layanan Poned yang baik, ruang rawat inap, dan fasilitas lainnya.
Selain itu, Yudha juga menekankan pentingnya adanya langkah konkret dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap ibu hamil dengan kualitas yang baik.