RADARTASIK.ID – Di antara sembilan besar klasemen Serie A musim ini, dua tim elite jadi sorotan karena lemahnya lini belakang mereka.
Jelang akhir musim ini, AC Milan dan Lazio mencatat jumlah kebobolan tertinggi di antara tim papan atas, dengan Lazio paling buruk (45 gol) dan Milan tak jauh di belakang (39 gol).
Kondisi ini mencerminkan pola yang terus berulang sejak dua musim terakhir Milan di bawah asuhan Stefano Pioli.
Baca Juga:PSG Tantang Inter Milan di Final Liga Champions: Ini Kata DonnarummaBergomi Tak Kaget Jadi Sasaran Kritikan Fans Inter: “Saya Pernah Dituduh Pendukung Juve”
Meski punya daya gedor yang menjanjikan, kelemahan di pertahanan membuat mereka sulit bersaing meraih gelar.
Musim panas lalu, Milan berupaya memperbaiki kinerja lini belakang dengan mendatangkan Strahinja Pavlović dari Salzburg seharga 18 juta euro.
Namun, bek asal Serbia itu belum tampil sesuai harapan dan dinilai masih perlu banyak berkembang secara taktik dan teknik untuk bisa menjadi andalan Rossoneri.
Operasi Pertahanan Besar di Musim Panas
Kegagalan Milan lolos ke Liga Champions musim depan turut memperjelas batasan mereka dalam bursa transfer.
Untuk itu, klub kemungkinan akan menjual beberapa pemain demi mendanai belanja pemain baru.
Dua bek tengah, Malick Thiaw dan Fikayo Tomori, masuk daftar jual bila ada tawaran di kisaran 25 juta euro, baik dari klub Inggris seperti West Ham maupun dari Jerman seperti Bayern dan Leverkusen.
Sebagai gantinya, Milan membidik beberapa nama muda potensial seperti Cristhian Mosquera (Valencia), bek tengah kelahiran 2004 yang juga diminati Atletico Madrid
Baca Juga:Rampulla: Inter Siap Korbankan Scudetto Demi Juara Liga ChampionsIntip Formasi AS Roma Musim Depan: Pakai Formasi Tiga Bek dan Jadikan Soule Andalan di Lini Depan
Koni De Winter (Genoa), juga masuk radar Milan bersama Mario Gila (Lazio) dan Oumar Solet (Udinese).
Tak hanya pemain muda, Milan juga mempertimbangkan profil berpengalaman yang bisa langsung jadi pemimpin di lini belakang, asalkan dengan kontrak yang terjangkau.
Sementara itu, dalam waktu dekat, Milan akan menghadapi Bologna dua kali dalam enam hari.
Jika laga Serie A hari Jumat terbilang tak menentukan, maka pertandingan pada 14 Mei di ajang Coppa Italia menjadi krusial karena menentukan langkah Milan di kompetisi Eropa musim depan.
Bagi Bologna sendiri, laga di San Siro tetap penting karena mereka masih bersaing untuk tiket Liga Champions.