Upaya mempererat hubungan dagang dengan AS juga tetap berlangsung.
Perdana Menteri Kanada yang baru, Mark Carney, mengunjungi Gedung Putih dan dijadwalkan membahas isu perdagangan langsung dengan Presiden Trump.
Di sisi lain, Inggris masih berharap dapat menandatangani perjanjian dagang dengan AS serta memperkuat hubungan dengan Uni Eropa sebagai mitra dagang terbesar mereka.
Meskipun Inggris sempat berharap menjalin kesepakatan dagang bebas dengan AS pasca-Brexit, hambatan tetap muncul, terutama karena kekhawatiran atas potensi dominasi sektor pertanian dan farmasi AS di pasar Inggris.
Alhasil, kesepakatan tersebut belum juga terwujud.
Uni Eropa sendiri tak tinggal diam.
Baca Juga:Cari Semua Kebutuhan Haji di Satu Tempat? Bursa Sajadah Jawabannya!Keuntungan Menggunakan PayPal Saat Belanja Online
Setelah mencapai kesepakatan awal dengan negara-negara pendiri Mercosur—Brasil, Argentina, Paraguay, dan Uruguay—pada Desember lalu, UE juga mengumumkan perjanjian baru dengan Meksiko pada Januari.
Selain itu, mereka mempercepat pembicaraan dengan Uni Emirat Arab serta mempererat negosiasi dengan Indonesia, Filipina, Thailand, dan Malaysia.
Komisaris Perdagangan UE, Maros Sefcovic, menegaskan bahwa UE akan terus mendiversifikasi hubungan perdagangan dan investasi secara global.
”Sejujurnya, Trump banyak bicara, tapi dampak nyata terhadap perdagangan negara lain sejauh ini masih cukup terbatas,” kata Henig menyimpulkan. (Sandy AW)
Sumber: WSJ