Kinerja Summarecon Agung, Laporan Keuangan Q1 2025 Menunjukkan Pertumbuhan yang Kuat?

Summarecon Agung
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
0 Komentar

RADARTASIK.ID – PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), salah satu pemain utama di sektor pengembangan properti di Indonesia, baru-baru ini merilis laporan keuangan konsolidasian untuk kuartal pertama 2025.

Dalam pengumuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Mei 2025, laporan tersebut memberikan gambaran menyeluruh tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja operasional, dan strategi pembiayaan yang telah diimplementasikan sepanjang periode tersebut.

Posisi Keuangan SMRA

Sebagai salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia, PT Summarecon Agung Tbk menunjukkan posisi keuangan yang kuat dengan total aset mencapai Rp 34,25 triliun per 31 Maret 2025, naik dari Rp 33,53 triliun pada akhir tahun 2024.

Baca Juga:Kenali Keamanan DANA: 7 Tips Agar Transaksi Anda Lebih TerlindungiAtomfall: Game Horor Nuklir yang Terinspirasi dari Tragedi Nyata Inggris

Aset perusahaan terbagi menjadi dua kategori utama: aset lancar dan aset tidak lancar.

Aset lancar, yang meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, serta persediaan, tercatat sebesar Rp 15,28 triliun.

Sementara itu, aset tidak lancar yang terdiri dari tanah yang belum dikembangkan dan properti investasi, tercatat Rp 18,97 triliun.

Dengan keberadaan berbagai proyek pengembangan properti dan investasi yang signifikan, aset tidak lancar perusahaan memainkan peran penting dalam keberlanjutan operasionalnya.

Salah satu aspek yang mencolok adalah peningkatan jumlah aset tetap dan properti investasi yang terus berkembang untuk mendukung ekspansi pasar properti di Indonesia.

Kinerja Pendapatan SMRA

Pada kuartal pertama 2025, PT Summarecon Agung Tbk mencatatkan pendapatan neto sebesar Rp 2,1 triliun, sedikit menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 2,13 triliun.

Namun, meskipun terjadi penurunan pendapatan, perusahaan berhasil mempertahankan laba kotor yang stabil sebesar Rp 1,06 triliun.

Baca Juga:Inilah Alasan Sebenarnya Perilisan Grand Theft Auto VI Ditunda hingga Mei 2026Apa Untungnya Download Aplikasi DANA di HP?

Pendapatan perusahaan terutama berasal dari penjualan properti dan pendapatan sewa pusat perbelanjaan, fasilitas olahraga, serta pendapatan dari restoran dan fasilitas penunjang lainnya.

Pendapatan sewa pusat perbelanjaan, salah satu segmen andalan, menunjukkan resiliensi yang signifikan dalam menghadapi dinamika pasar.

Biaya dan Beban Operasional

Summarecon Agung melaporkan biaya pokok penjualan dan beban langsung yang relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya, tercatat sebesar Rp 1,04 triliun.

Beban penjualan dan administrasi, meskipun sedikit meningkat menjadi Rp 125,6 miliar dan Rp 312,1 miliar, tetap dikelola dengan efisien guna mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.

0 Komentar