TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kebijakan pembatasan penggunaan sepeda motor bagi pelajar di bawah 17 tahun mendapatkan respons positif dari SMA Negeri 1 Singaparna. Namun, pihak sekolah menekankan pentingnya solusi bagi siswa yang tinggal jauh dari sekolah jika aturan tersebut diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Neni Nurahman, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan SMAN 1 Singaparna, menyatakan bahwa sekolahnya belum menerapkan larangan penggunaan sepeda motor bagi siswa, terutama yang berusia di bawah 17 tahun atau masih duduk di kelas 10.
“Setiap kebijakan pasti memiliki dampak positif, termasuk pengurangan penggunaan kendaraan bermotor yang dapat meringankan beban fasilitas parkir sekolah,” ujarnya kepada Radar, Jumat 2 Mei 2025.
Baca Juga:Villarreal vs Osasuna di Liga Spanyol: Perebutan Tiket Liga ChampionsBurnley vs Millwall di Championship: Jaga Peluang Juara, Tempel Ketat Leeds United
Namun, Neni menegaskan bahwa pemerintah harus menyiapkan solusi bagi siswa yang kesulitan transportasi. Beberapa faktor seperti jarak rumah yang jauh, ketiadaan orang tua untuk mengantar, serta minimnya akses angkutan umum perlu menjadi pertimbangan. Misalnya dengan penambahan rute angkutan umum yang melintasi sekolah.
Neni menjelaskan bahwa tidak semua siswa SMAN 1 Singaparna yang menggunakan sepeda motor berasal dari daerah jauh. Beberapa siswa memilih kost di dekat sekolah untuk memudahkan aktivitas belajar, termasuk mereka yang mengikuti program pesantren.
“Terdapat pula siswa yang tinggal dekat sekolah tetapi tetap menggunakan motor,” jelasnya.
Ia juga mempertanyakan apakah pemerintah akan memberikan bantuan biaya kost bagi siswa yang terpaksa tinggal jauh dari rumah demi bersekolah.
“Kebijakan ini harus disertai dukungan konkret agar tidak memberatkan pelajar,” ungkapnya, menjelaskan.
Secara prinsip, Neni menyetujui bahwa aturan ini bertujuan menciptakan Jawa Barat yang lebih tertib, mengurangi kemacetan, polusi udara, serta angka kecelakaan yang melibatkan pelajar.
Namun, ia berharap pemerintah daerah dapat menyediakan fasilitas pendukung, seperti peningkatan layanan angkutan umum yang menjangkau wilayah asal siswa.
Baca Juga:Plymouth vs Leeds United di Championship: Gelar Juara di Depan MataArsenal vs Bournemouth di Liga Inggris: The Gunners Fokus Liga Champions
“Perlu sinergi antarinstansi untuk memastikan kebijakan ini berjalan lancar tanpa mengorbankan hak siswa untuk mengakses pendidikan,” ujarnya.
Data SMAN 1 Singaparna menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas 10 belum berusia 17 tahun. Sekolah ini memiliki sekitar 400 siswa kelas satu, dengan sebagian besar masih bergantung pada transportasi pribadi.