“Evaluasi itu berjalan, karena ada sistem. Saya tahu teman-teman pasti ingin birokrat yang kompeten. Target rotasi-mutasi Mei-Juni,” ujarnya di hadapan forum.
Tidak hanya Viman, Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Chandra, juga tampak aktif menanggapi kritik dari mahasiswa. Ia bahkan turut menenangkan massa yang tampak emosi saat menyanpaikan aspirasinya.
“Program kerja Viman-Dicky baru akan terealisasi di tahun 2026. Sebab perencanaan tahun ini, sudah dibuat pada tahun sebelumnya. Program-program unggulan kami bertahap direalisasikan,” kata Dicky.
Baca Juga:Viman Ajak Siswa SD Nagarawangi Hidup Bersih di Hari Pendidikan NasionalPemkot Tasikmalaya Pastikan Bakal Aktif Promosi Potensi Daerah di Apeksi 2025 Surabaya
“Tenang ya kalau bicara jangan sambil emosi,” ucapnya setelah mendengar aktivis berteriak kepadanya.
Salah satu aktivis dari PMII, Deden Faiz, turut menyampaikan kritik tajam dalam forum tersebut. “Proses evaluasi yang sudah bapak lakukan, kepada kepala dinas katanya sudah, apa hasilnya? Jangan hanya dicatat saja, mendata terus,” ujarnya lantang, disambut tepuk tangan peserta lainnya.
“Lapangan ini panas, tapi bukan sekadar panas cuaca. Ini panasnya akuntabilitas. Kami ingin para pejabat hadir tidak hanya secara fisik, tapi juga secara moral dan etika kerja,” tambah seorang orator dari PMII.
Audiensi pun akhirnya berakhir setelah segala tuntutan massa aksi yang sudah tertulis dalam helaian kertas dibungkus map, disodorkan kepada Viman dan Dicky untuk disetujui.(ays/mik)