CIAMIS, RADARTASIK.ID – Sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan di Priangan Timur, klaster binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Tasikmalaya yakni Kelompok Tani Parikesit Desa Bangunsari Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis menggelar panen padi organik, Senin (29/4/2025).
Pengurus Kelompok Tani Parikesit, Sohidin, budidaya padi organik ini sudah dilakukan sejak 2006. “Awalnya hanya beberapa hektare kini sudah mencapai 24 hektar sawah padi organik yang kami kelola,” ujarnya.
Sohidin mengatakan, budidaya padi organik ini mampu mendongkrak produksi. Jika sebelumnya hanya mampu menghasilkan 5-6 ton per hektar, kini petani bisa menghasilkan 7-8 ton padi organik per hektarnya. “Dalam setahun dua kali panen,” ujarnya.
Baca Juga:Hotel Santika Tasikmalaya Komitmen Jaga Bumi, Dukung Sustainability Development GoalsHotel Santika Tasikmalaya Sumbang Ratusan Labu Darah, Tebarkan Sejuta Harapan untuk Berjuta Nyawa
Anggota kelompok tani Parikesit ini ada 58 petani, dengan luas lahan 24 hektar. Tahun ini diperkirakan bertambah jadi 40 hektar. “Targetnya 200 hektar lahan padi organik di 2027,” katanya.
Budidaya padi organik juga menguntungkan petani. Harga gabah dibeli Rp 2.000 lebih mahal dari padi biasa.
Pihaknya ingin menjadikan Desa Bangunsari sebagai Desa Organik. “Budidaya padi dengan pupuk organik ini sebagai upaya pertanian berkelanjutan untuk melestarikan bumi,” jelasnya.
Bagi Sohidin, sekecil apapun upaya green farming yang dilakukan saat ini, diharapkan bisa menginspirasi petani lainnya untuk beralih ke organik. “Ini bentuk kepedulian terhadap bumi agar tetap lestari,” terangnya.
Ia mengatakan, keberhasilan Kelompok Tani Parikesit dalam mengembangkan padi organik tak lepas dari dukungan pemerintah daerah dan Bank Indonesia yang memberikan bantuan pelatihan hingga alat.
“Sejak tahun 2022, BI memberikan bantuan berupa alat rice milling unit (RMU), Rumah MOL (multiorganisme lokal) atau pupuk kompos dan mesin poleser. Selain itu pendampingan dan pelatihan padi organik yang menghadirkan pakar,” jelasnya.
Sohidin mengatakan, sebelum adanya bantuan dari BI pihaknya masih bingung, setelah kenal BI jadi lebih mudah. “Karena BI memberikan apa yang kita butuhkan,” katanya.
Baca Juga:Aston Inn Tasikmalaya Gelar Promo April Givings, Tawarkan Pengalaman Menginap Berkesan130 Mahasiswa Prodi Keperawatan UBK Tasikmalaya Diwisuda Hari ini
Misalnya dalam pembuatan pupuk organik, yang tadinya manual membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak, dengan adanya mesin dari BI lebih efisien.
“Jika dulu untuk memproduksi 1 tong pupuk organik membutuhkan waktu setengah hari, setelah ada alat dari BI hanya membutuhkan waktu 10 menit,” jelasnya.