Keliling Jabar Bersama Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana: Kajari Garut Hadapi Pemberitaan Tak Profesional

Kajari Garut
Kajari Garut Helena Octavianne SH MH CSSL CCD bersama motivator nasional Dr Aqua Dwipayana. 
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Menjelang Magrib, Selasa, 8 April 2025, kami tiba di Garut. Dr Aqua Dwipayana sudah janjian bertemu Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Garut Helena Octavianne SH MH CSSL CCD.

Walaupun sudah bertemu lewat zoom meeting dengan Aqua Dwipayana, keduanya ingin menyempatkan tatap muka langsung.

Mobil yang kami tumpangi mengarah ke sebuah hotel baru. Letaknya berdampingan dengan pusat perbelanjaan di tengah kota.

Baca Juga:Keliling Jabar Bersama Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana: Kajari Kabupaten Tasik Utamakan Mendidik MoralKeliling Jabar Bersama Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana: Belajar Berani dari Kepala Kejari Kota Banjar

Setibanya di sana kami menuju ke lantai dua. Di resto hotel itulah tempat janji bertemu.

”Tamunya Ibu Kajari,” kata Dr Aqua Dwipayana saat staf di resto, seorang wanita, menyambut. Diiringi senyum dan sikap ramah, staf resto itu mengarahkan ke meja yang sudah dibooking Kejari Garut. Tertulis di kertas di atas meja nama Reza.

Tidak lama berselang muncul seorang laki-laki. Muda berpenampilan bersih dan rapi. Tingginya sedang. Dia pun memperkenalkan diri.

”Saya Reza pak,” ucapnya sambil mengulurkan tangan ke Dr Aqua Dwipayana. Lalu ke saya dan Kang Agustiana.

Rupanya dia nama yang membooking meja. Feza Reza SH kepala sub bagian pembinaan Kejaksaan Negeri Garut.

Reza memberitahu Dr Aqua Dwipayana kalau Kajari Helena Octavianne sedang menuju ke resto.

Menunggu Kajari Garut, kami memesan menu resto. Perjalanan dari Kota Banjar sampai Garut cukup membuat perut ksmi keroncongan.

Baca Juga:Kejar-kejaran dengan Huawei, Nvidia Hadapi Tantangan Global di Tengah Perang AIbank bjb Tampil Solid di Triwulan I 2025, Laba Tembus Rp 606 Miliar

Media Tidak Profesional

Hampir bersamaan pesanan makanan kami diantar ke meja, Kajari Garut Helena Octavianne juga tiba.

Helena ditemani suaminya. Pria berpostur tinggi, kulit bersih, kepalanya bergaya plontos. Penampilannya kalem. Gesturnya terjaga hingga tampak berkharisma.

”Doni,” suami Kajari Garut itu menyebutkan namanya saat berjabat tangan dengan kami.

Senyumnya tersungging. Penanda keramahan. Bang Doni, akhirnya saya panggil begitu. Sebab beliau seorang jurnalis senior. Di grupnya Kompas.

Pasangan jaksa dan jurnalis ini ternyata satu sekolah sejak tingkat dasar. Pun kuliah sama-sama di kampus yang sama. Helena kuliah di Fakultas Hukum. Doni di FISIP.

Cinta memang begitu. Bisa tumbuh dan mengikat siapa saja. Termasuk Helena dan Doni.

0 Komentar