GARUT, RADARTASIK.ID – Kabupaten Garut menjadi sorotan publik setelah video viral yang memperlihatkan sepasang pelajar SMA kedapatan berbuat mesum di dalam masjid di Kecamatan Pasirwangi baru-baru ini.
Kejadian ini menghebohkan masyarakat setempat, terutama setelah video detik-detik penggerebekan oleh warga menjadi viral di media sosial (medsos).
Video tersebut memperlihatkan dua orang warga yang tengah menasihati pasangan pelajar tersebut.
Baca Juga:Keliling Jabar Bersama Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana: Kajari Garut Hadapi Pemberitaan Tak ProfesionalHardiknas 2025: Bupati Garut Ungkap Masalah Besar dalam Pendidikan, Apa Saja yang Harus Diketahui?
Dalam video itu, terdengar seorang pria mengucapkan kalimat-kalimat yang menggambarkan keprihatinannya atas tindakan mesum yang terjadi di tempat ibadah.
Ia mengucapkan kata-kata seperti ”Naudzubillah Min Dzalik, innalillahi wainnailaihi rajiun” dan melanjutkan dengan menyebutkan asal daerah pasangan tersebut, serta menyatakan bahwa tindakan mereka seperti ”kelakuannya kayak domba.”
Kapolsek Pasirwangi, Iptu Wahyono Aji, membenarkan adanya kejadian tersebut yang berlangsung pada Selasa pagi, 29 April 2025.
Meski demikian, Iptu Wahyono Aji enggan merinci lebih jauh tentang kronologi kejadian tersebut.
Ia mengungkapkan, kasus ini sudah diserahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Garut untuk penanganan lebih lanjut.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, KH Sirojul Munir, memberikan tanggapan serius mengenai hebohnya kejadian sepasang pelajar mesum di masjid Garut.
Menurutnya, kejadian-kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di Garut, bukan hanya terjadi di kalangan pelajar, tetapi juga di lembaga pendidikan keagamaan.
Baca Juga:Desa Karamatwangi Jadi Percontohan Desa Wisata Hebat di GarutRibuan Buruh dari Kabupaten Garut Sambangi Jakarta, Tuntut Keadilan di May Day Fiesta
Ia menyebutkan, tindakan serupa tidak jarang terjadi di lembaga pendidikan Islam, bahkan beberapa guru ngaji dilaporkan terlibat dalam perbuatan tidak senonoh terhadap santrinya.
KH Sirojul Munir sangat mengkhawatirkan masa depan generasi penerus bangsa jika perilaku seperti ini dibiarkan begitu saja.
”Kita semua sangat prihatin bagaimana generasi seterusnya nanti kalau kelakuannya semacam itu,” ungkapnya pada Jumat, 2 Mei 2025.
Dalam menghadapi permasalahan ini, KH Sirojul Munir mengingatkan perlunya pengawasan yang lebih ketat, baik dari orang tua, pihak sekolah, maupun pesantren.
Tindakan pengawasan yang lebih intensif dianggap penting untuk mencegah kejadian serupa yang dapat merusak moral dan masa depan generasi muda. (Agi Sugiana)