400 Pelajar Diduga Keracunan Usai Konsumsi Menu MBG di Tasikmalaya, 27 Orang Dirawat

Keracunan MBG di Tasikmalaya
Seorang pelajar dirawat di Puskesmas setelah mengeluh pusing, mual yang diduga akibat keracunan usai menyantap menu MBG. (Ist)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Jumlah siswa diduga keracunan makanan di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya bertambah. Dari 400 orang yang mengalami gejalan keracunan pada Rabu (30/4/2025) malam, semula hanya 16 yang dirawat. Namun jumlahnya kini bertambah.

Para pelajar ini dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kejadian ini menjalar ke berbagai jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga sekolah menengah pertama. Bahkan, beberapa guru turut mengeluhkan gejala yang serupa.

Baca Juga:Pemkot Tasikmalaya Pastikan Bakal Aktif Promosi Potensi Daerah di Apeksi 2025 SurabayaPersiapan Kota Tasikmalaya Jelang Apeksi 2025: Karena Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga!

Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya menyatakan telah menerima laporan dan saat ini sedang menindaklanjutinya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Wardana, mengungkapkan bahwa sekitar 400 orang menunjukkan tanda-tanda keracunan.

“Kami mendapatkan informasi bahwa sekitar 400 orang terdampak. Kami sudah menurunkan tim untuk melakukan verifikasi dan berkoordinasi dengan pihak kecamatan guna memastikan penyebabnya,” ujarnya usai menghadiri upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Setda Kabupaten Tasikmalaya, Jumat, 2 Mei 2025.

Sebanyak 27 siswa dilaporkan harus menjalani perawatan medis akibat kondisi yang dialami. Sementara itu, sebagian besar lainnya hanya mengalami gangguan ringan seperti diare dan telah ditangani dengan baik.

Dadan menekankan bahwa hingga saat ini penyebab pasti kejadian belum diketahui karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Sampel makanan yang dikonsumsi para siswa telah dikirim untuk dianalisis lebih lanjut.

“Tentu kami harus menunggu hasil laboratorium, karena untuk menyimpulkan penyebab keracunan dibutuhkan data akurat. Sampel sudah dikirim untuk diteliti,” jelasnya.

Ketika ditanya mengenai kelanjutan pelaksanaan program MBG, Dadan menyampaikan bahwa keputusan tersebut tidak berada dalam lingkup kewenangannya. Ia menilai tujuan program cukup positif, namun pelaksanaannya perlu lebih cermat di masa mendatang.

Baca Juga:Petani Resah, Maling Gabah Padi Makin Gentayangan di Kawalu Kota TasikmalayaBaru 12 Orang Diperiksa Polda Jabar Terkait Hibah 30 Miliar di Kabupaten Tasikmalaya

“Tugas kami saat ini adalah mendata dan memastikan kondisi siswa. Untuk kelanjutan program, itu bukan wewenang kami. Namun saya berharap ke depan pengelolaan program serupa bisa lebih baik agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ucapnya.

Ia juga mengingatkan agar semua pihak tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab insiden ini. Verifikasi menyeluruh tetap diperlukan, mengingat korban berasal dari berbagai jenjang pendidikan.

0 Komentar