May Day 2025: Pekerja Perempuan Masih Terbelenggu Ancaman Diskriminasi Gender dan Kekerasan

may day, nasib pekerja perempuan di 2025
Ipa Zumrotul Falihah
0 Komentar

“RUU PPRT adalah PR besar negara yang tertunda terlalu lama. Padahal, mayoritas PRT adalah perempuan yang sangat rentan terhadap eksploitasi dan kekerasan,” tambahnya.

Tak kalah serius adalah persoalan perdagangan orang (human trafficking), di mana perempuan menjadi sasaran utama. Mereka dijanjikan pekerjaan di dalam atau luar negeri, namun faktanya dijerumuskan ke dalam kondisi kerja yang tidak manusiawi, tanpa upah layak, bahkan mengalami pelecehan fisik dan psikis.

Dalam refleksi May Day tahun ini, Ipa menyerukan kepada pemerintah agar meningkatkan penegakan hukum, memperkuat regulasi ketenagakerjaan yang pro-perempuan, serta memberikan akses yang lebih baik bagi korban eksploitasi. Ia juga mendorong masyarakat untuk ikut terlibat dalam upaya perlindungan melalui edukasi dan pengawasan bersama.

Baca Juga:Persiapan Kota Tasikmalaya Jelang Apeksi 2025: Karena Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga!Petani Resah, Maling Gabah Padi Makin Gentayangan di Kawalu Kota Tasikmalaya

“May Day bukan hanya tentang orasi dan tuntutan upah. Ini saatnya merefleksikan kondisi nyata pekerja perempuan dan bergerak bersama untuk mewujudkan dunia kerja yang adil, aman, dan inklusif,” pungkasnya. (Ayu Sabrina)

0 Komentar