TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Teriakan siswa terdengar dari balik kolong meja kelas.
“Gempa! Gempa!” teriak salah seorang guru.
Puluhan siswa SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya sontak merunduk, melindungi kepala mereka dengan tas sembari berlindung di bawah bangku.
Sirine peringatan berbunyi nyaring, disusul suara pengeras dari mobil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Damkar Kota Tasikmalaya yang bersiaga di halaman sekolah.
Baca Juga:Persiapan Kota Tasikmalaya Jelang Apeksi 2025: Karena Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga!Petani Resah, Maling Gabah Padi Makin Gentayangan di Kawalu Kota Tasikmalaya
Dalam hitungan menit, proses evakuasi dimulai. Sebagian siswa berlari keluar kelas dengan arahan guru dan petugas BPBD.
Jalur evakuasi yang sempit dan ruang kelas yang berhimpitan membuat pergerakan siswa tersendat.
Ada yang sempat terpeleset di koridor yang lembap akibat hujan malam sebelumnya, sementara sebagian siswa kebingungan mencari titik kumpul.
Namun dengan sigap, guru dan tim pendamping mengarahkan mereka keluar menuju halaman terbuka.
Simulasi kesiapsiagaan bencana tersebut digelar di SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, pada Rabu (30/4/2025), sebagai bagian dari peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional.
Kegiatan ini bukan hanya simbolik, tetapi menjadi pengingat nyata betapa pentingnya edukasi mitigasi bencana bagi pelajar di tengah keterbatasan sarana dan infrastruktur sekolah.
Sekolah yang terletak di wilayah selatan Kota Tasikmalaya itu memiliki beberapa ruang kelas yang berhimpitan dan sudah rusak di beberapa titik. Termasuk tiang penyangga yang sempat roboh, meski saat kejadian tidak ada siswa di tempat.
Baca Juga:Baru 12 Orang Diperiksa Polda Jabar Terkait Hibah 30 Miliar di Kabupaten TasikmalayaPesan H Amir Mahpud: Cecep-Asep Diminta Cat dan Bersihkan Masjid Agung Kabupaten Tasikmalaya!
Kepala SMPN 15, Asep Dani Fauzi, menyebut kondisi bangunan sudah bertahan lebih dari satu dekade.
“Edukasi kesiapsiagaan ini sangat penting, terutama untuk potensi gempa bumi. Kami buat tim evakuasi, siswa pun diberi pengarahan untuk menyelamatkan diri, baik sendiri maupun berkelompok. Harapannya mereka juga bisa menyebarkan pengetahuan ini ke lingkungan rumah,” kata Asep.
Simulasi ini dipilih berdasarkan kajian mitigasi risiko oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya.
Kepala Pelaksana, H Ucu Anwar Surahman MPd, menyebut sekolah tersebut sengaja dipilih karena memiliki potensi kuat untuk terjadinya bangunan roboh jika terjadi gempa bumi.
Fokus utama, menurutnya, adalah pemahaman jalur evakuasi agar risiko korban bisa diminimalisasi saat kejadian.