TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Jargon Harapan Baru Tasik Maju menjadi patokan ekspektasi publik terhadap pasangan Viman-Diky sebagai kepala daerah yang baru. Belum adanya gebrakan menonjol membuat kepemimpinan baru ini belum sesuai dengan ekspektasi.
Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Tasikmalaya Dr Ade Zaenul MAg menuturkan bahwa dasarnya masyarakat tidak akan mempersoalkan banyaknya jabatan kosong di birokrasi. Terlebih berkaitan dengan urusan rotasi mutasi hingga open bidding.
“Itu kan konsumsi elit, kalau masyarakat tidak terlalu urusan dengan kondisi birokrasi,” ujarnya kepada Radar, Rabu (29/4/2025).
Baca Juga:Rotasi Jabatan dan Pengisian Kursi Kosong Kepala Sekolah Menunggu Eksekusi Wali Kota TasikmalayaAlokasi Berkurang, Dana Hibah Ormas LSM di Kota Tasikmalaya Sebagian Tertunda
Adanya kekecewaan masyarakat muncul karena ada pelayanan dari pemerintah yang tidak maksimal atau tersendat. Dari mulai masalah sampah, layanan kesehatan, infrastruktur, pelayanan pendidikan dan yang lainnya. “Karena penilaian masyarakat itu ya dari pelayanannya,” ucapnya.
Dari pengamatannya, kondisi birokrasi saat ini berjalan seperti biasanya. Terlepas adanya kekosongan jabatan tertentu, hal itu tertutupi oleh Plt yang ditunjuk. “Selama Plt-nya kerja serius melaksanakan tugas, seharusnya tidak menjadi persoalan,” katanya.
Persoalannya, kata Ade Zaenul, publik cenderung punya ekspektasi tinggi kepada setiap pemimpin baru. Termasuk pasangan Viman-Diky yang membawa jargon Harapan Baru Tasik Maju. “Hadirnya wali kota baru, ada harapan dan ekspektasi yang besar dari publik akan adanya gebrakan-gebrakan di Kota Tasikmalaya,” tuturnya.
Maka dari itu, Viman perlu menguatkan konsolidasi dengan semua pejabat yang ada. Supaya terbentuk super team di birokrasi Kota Tasikmalaya yang bisa mengakselerasi visi misi yang dia bawa.
“Supaya pembangunan dan pelayanan pemerintah bisa sesuai dengan ekspektasi masyarakat dan jargon Harapan Baru Tasik Maju,” ucapnya.
Kondisi birokrasi yang kopong karena banyak kursi kosong ditambah efisiensi anggaran, harusnya ini jadi tantangan Viman-Diky untuk membuktikan kelayakannya. Pasalnya roda pemerintahan senantiasa dinamis sehingga membutuhkan kepala daerah yang kompeten.
“Apapun kondisinya, itu tantangan yang harus dihadapi agar mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal,” ucapnya.(rangga jatnika)