Tertekan Perang Teknologi, Benarkah Nvidia Punya Rencana Usaha Patungan di China?

pasar china
Jensen Huang, CEO Nvidia, berbicara di GTC Maret 2025 yang disiarkan di YouTube pada 18 Maret 2025. (Nvidia/YouTube)
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Nvidia, pemasok chip kecerdasan buatan (AI), baru-baru ini membantah laporan yang menyatakan bahwa perusahaan berencana untuk mendirikan usaha patungan di China.

Laporan tersebut muncul di tengah meningkatnya pembatasan ekspor dari Amerika Serikat terhadap unit pemrosesan grafis (GPU) yang diproduksi Nvidia.

Laporan yang diterbitkan oleh media teknologi Taiwan, Digitimes, pada Senin, 28 April 2025, menyebutkan bahwa CEO Nvidia, Jensen Huang, sedang mempertimbangkan untuk mendirikan usaha patungan di daratan China.

Baca Juga:bank bjb Tampil Solid di Triwulan I 2025, Laba Tembus Rp 606 MiliarKartini Muda Tetap Cantik, Tampil Percaya Diri dan Aman Berkendara dengan Honda

Hal ini bertujuan untuk menjaga operasional platform komputasi CUDA milik perusahaan serta memastikan kelangsungan bisnis lainnya di negara tersebut.

Nvidia diketahui memperoleh pendapatan sebesar US$17,1 miliar dari pasar China pada tahun fiskal yang lalu.

Namun, pada Selasa, 29 April 2025, perwakilan dari Nvidia membantah laporan tersebut, menyatakan bahwa klaim yang beredar sama sekali tidak memiliki dasar. ”Tidak ada dasar apapun untuk klaim ini,” tegas perwakilan Nvidia kepada Post seperti dikutip SCMP.

Mereka menegaskan bahwa menyebarkan spekulasi semacam itu sebagai fakta adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab.

Penolakan terhadap laporan ini datang di saat Nvidia tengah berusaha untuk menavigasi dampak dari perang teknologi yang semakin intensif antara AS dan China.

Di satu sisi, Nvidia berusaha untuk mempertahankan penjualannya di China dan mengatasi persaingan dari perusahaan-perusahaan teknologi lokal, sementara di sisi lain, perusahaan tersebut harus mematuhi peraturan AS yang membatasi ekspor chip canggih ke China.

Pada awal bulan ini, Huang melakukan kunjungan mendadak ke China setelah chip H20 AI yang diproduksi Nvidia, yang sebelumnya dirancang untuk memenuhi ketentuan ekspor yang lebih longgar, dilarang dijual ke China.

Baca Juga:Liverpool Juara! Salah Tinggalkan Aguero dan Masuk ke dalam Sejarah Premier LeagueJadi Pelatih Belanda Pertama yang Meraih Gelar Premier League, Arne Slot: Kami Selalu Menemukan Cara Menang

Larangan tersebut berlaku setelah adanya pengetatan aturan ekspor yang diterapkan oleh pemerintah AS.

Nvidia mengungkapkan bahwa kerugian yang timbul akibat larangan ini diperkirakan mencapai US$5,5 miliar.

Kunjungan Huang ini merupakan yang kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir.

Selama berada di China, Huang bertemu dengan beberapa pejabat tinggi, termasuk He Lifeng, Wakil Perdana Menteri China yang memimpin pembicaraan perdagangan dengan AS, dan Gong Zheng, Wali Kota Shanghai.

0 Komentar