RADARTASIK.ID – Inter Milan menghadapi tekanan dari segala penjuru jelang laga melawan Barcelona pada Kamis (1/5) di leg pertama babak semifinal Liga Champions.
Kekalahan dari AC Milan di semifinal Coppa Italia, disusul kegagalan bangkit saat menghadapi AS Roma menunjukkan krisis yang sedang menggerogoti skuad asuhan Simone Inzaghi.
Inzaghi sendiri tak menutupi kondisi terssebut dan mengakui timnya lelah secara fisik dan mental usai kalah dalam derby melawan Milan.
Baca Juga:Tak Ada Kenaikan Gaji, Theo Hernandez Tak Berniat Tinggalkan AC Milan karena MaldiniSebelum Resmi Berpisah, Ancelotti Sarankan Real Madrid Rekrut Sandro Tonali
Celakanya, usai dikalahkan Milan, Inter justru kembali ditumbangkan AS Roma di San Siro dan terlihat kelelahan.
Melawat ke kandang Barcelona menjadi pertarungan hidup mati yang tak hanya akan menentukan kelanjutan mimpi di Eropa, tetapi juga menjadi titik balik mental tim.
Beruntungnya di tengah situasi sulit ini, Inter memilki modal penting yang tak dimiliki semua klub, yakni DNA Liga Champions.
Menurut La Gazzetta dello Sport, jika dilihat dari kacamata Eropa, Inter sejatinya tidak tertinggal dari tim semifinalis lainnya.
Jumlah pertandingan mereka setara dengan Arsenal (52 laga), hanya satu lebih banyak dari PSG dan satu lebih sedikit dari Barcelona.
Dari sisi beban fisik, Nerazzurri bahkan sedikit lebih ringan dibandingkan Barca karena kiper Yann Sommer hanya berada di urutan keenam dalam daftar pemain dengan menit bermain terbanyak..Sommers masih di bawah empat pemain seperti Koundé, Pedri, Raphinha, dan Saliba. Sementara Lautaro Martinez hanya berada di posisi ke-14 dari semua pemain semifinalis.
Tuan rumah Barcelona sendiri sedang performa yang luar biasa dan sangat percaya diri usai meraih gelar Copa del Rey dengan menyingkirkan Real Madrid di partai puncak.
Baca Juga:Lazio Mustahil Lolos ke Liga Champions, Lawan Parma Saja Kebobolan Dua Gol di KandangJurnalis Italia Sarankan AS Roma Jadikan Ranieri seperti Sir Alex Ferguson
Skuad muda mereka tampak segar, penuh energi, dan haus akan trofi Eropa setelah bertahun-tahun paceklik gelar.
Namun Inter bukan lawan yang bisa diremehkan. Dalam darah mereka mengalir sejarah dan reputasi Eropa.
Mereka adalah finalis Liga Champions dua musim lalu dan telah membuktikan mampu berjalan jauh ketika tak diunggulkan.
Ketika diremehkan, Inter sering membuat kejutan dan kini saatnya bagi para pemain untuk menghidupkan kembali semangat tersebut.