RADARTASIK.ID – Larangan terbaru yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap penjualan chip kecerdasan buatan (AI) Nvidia untuk pasar China telah mengurangi potensi pertumbuhan perusahaan dan membuka peluang bagi pesaing seperti Huawei Technologies. Namun, situasi ini kemungkinan baru akan berkembang lebih jauh.
Dalam waktu kurang dari sebulan, pembatasan besar terkait daya komputasi AI akan mulai diberlakukan.
Aturan yang dikenal dengan sebutan ”diffusi AI” ini membatasi jumlah chip AI yang dapat dijual ke sejumlah negara, termasuk negara-negara yang dianggap bersahabat dengan Amerika Serikat (AS), seperti Israel, Swiss, India, dan Arab Saudi.
Baca Juga:Kartini Muda Tetap Cantik, Tampil Percaya Diri dan Aman Berkendara dengan HondaLiverpool Juara! Salah Tinggalkan Aguero dan Masuk ke dalam Sejarah Premier League
Selain itu, aturan ini juga menghalangi perusahaan-perusahaan teknologi besar AS seperti Microsoft, Amazon, dan Alphabet untuk membangun pusat data AI besar di negara-negara dengan status Tier 2.
Tujuan dari pembatasan ini adalah untuk mencegah negara-negara seperti China menghindari kontrol ekspor AS dengan memperoleh chip AI atau daya komputasi melalui negara lain.
Aturan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Joe Biden, yang disebut Nvidia sebagai ”keliru”, menyulitkan perusahaan dalam mengukur dampaknya karena kompleksitas peraturan tersebut dan kemungkinan perubahan yang bisa dilakukan oleh pemerintahan Trump. Namun, peluang bagi aturan ini untuk terus berlaku semakin besar.
Pemerintahan Trump telah mengirimkan sinyal tegas melalui berbagai langkah, termasuk melarang Nvidia untuk menjual prosesor H20 yang dirancang khusus untuk pasar China.
Retorika perang dagang terhadap China yang semakin intens juga membuat pemerintahan ini kesulitan untuk mundur dari kebijakan yang sudah ada, meskipun kebijakan tersebut berasal dari era Biden.
Langkah-langkah ini sejauh ini belum menghentikan ambisi China dalam bidang AI.
Setelah laporan yang menyebutkan bahwa Huawei tengah mengembangkan chip AI yang bisa menyaingi prosesor H100 Nvidia, harga saham Nvidia turun 2 persen pada Senin, 28 April 2025, dan kini telah mengalami penurunan lebih dari 20 persen sepanjang tahun ini.
Baca Juga:Jadi Pelatih Belanda Pertama yang Meraih Gelar Premier League, Arne Slot: Kami Selalu Menemukan Cara Menang5 Tips Touring Sepeda Motor yang Akan Mengubah Cara Kamu Menikmati Perjalanan Jauh!
Pembatasan difusi AI ini kemungkinan akan memperburuk keadaan dan menambah lebih banyak kendala bagi pertumbuhan Nvidia.
Meskipun Nvidia sebagian besar menghasilkan pendapatan dari luar AS, perusahaan tersebut tetap merasakan dampak dari kebijakan ini.