TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – sebanyak 43 sekolah negeri di Kota Tasikmalaya mengalami kekosongan kursi kepala sekolah. Dengan diisi Plt, pelayanan pendidikan dinilai tidak akan optimal.
Kekosongan kursi jabatan bukan hanya terjadi di struktur birokrasi Pemkot Tasikmalaya. 43 sekolah pun saat ini dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt) karena mengalami kekosongan.
Hal itu diakui Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya H Cecep Susilawan. Disebutkannya bahwa ada 41 SD dan 2 SMP yang saat ini mengalami kekosongan kursi kepala sekolah sehingga dipimpin Plt. “Per 1 Mei 2025, formasinya 43,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (27/4/2025).
Baca Juga:Lolos dari Jerat Hukum, 2 Pelajar yang Mencuri Uang Kotak Amal dan Tinggalkan Motor Aerox Mendapat PengampunanRotasi Mutasi Pejabat Menggantung, Kepala Dinas di Kota Tasikmalaya Bakal Tak Fokus Kerja
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Hilman Wiranata mengatakan bahwa kekosongan tersebut bukan hal baik. Pasalnya operasional sekolah tidak akan optimal ketika dijabat oleh Plt. “Kan jadi ngurus dua sekolah, pasti ada dampaknya,” ungkapnya, Senin (28/4/2025).
Sementara, saat ini dunia pendidikan tengah menghadapi agenda-agenda penting dari mulai ujian, PPDB sampai dengan pergantian tahun ajaran. Sehingga butuh kepemimpinan yang fokus dan tidak rangkap jabatan memimpin sekolah lain. “Pasti sedikit banyak akan terganggu urusan administrasinya juga,” ucapnya.
Belum lagi jika berbicara pelayanan di mana urusan PPDB dan perpisahan perlu mendapat perhatian. Khususnya agar terhindar dari pungutan yang membebani para orang tua siswa. “Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.
Informasi yang dia dapat, proses pengajuan dari Dinas Pendidikan sudah diproses ke Bale Kota. Maka dari itu H Hilman meminta Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan untuk bisa menyegerakan proses pengangkatan kepala sekolah baru. “Supaya bisa segera diisi oleh kepala sekolah definitif,” terangnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya H Tedi Setiadi mengatakan bahwa salah satu yang menjadi konsentrasinya yakni soal pengisian jabatan kosong. Pasalnya bukan hanya jabatan pimpinannya saja yang kosong, namun juga kursi-kursi kepala sekolah. “Dari kabid dan kepala sekolah juga banyak yang posisinya kosong,” jelasnya.(rangga jatnika)