TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kwartir Ranting (kwara) Tawang menggelar Lomba Tingkat II (LT II) dengan mengusung tema Pramuka Beraksi, Satukan Langkah, Raih Prestasi di Lapangan Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya, pada 26-27 April 2025.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Camat Tawang, Bodie Santosa, selaku Mabiran yang mewakili Ketua Kwarcab Kota Tasikmalaya. Sebanyak 28 Gugus Depan (Gudep) yang terdiri dari 14 Gudep putra dan 14 Gudep putri dari 14 pangkalan ambil bagian dalam lomba ini.
Para peserta beradu keterampilan dalam 13 mata lomba, di antaranya pendirian tenda, pioneering tiang bendera, semaphore, morse, sandi angka, hasta karya, serta teknologi tepat guna penjernihan air. Selain itu, juga terdapat lomba LKBB, senam pramuka, membaca teks, peta pita, skema panorama, dan menaksir.
Baca Juga:Hotel Santika Tasikmalaya Sumbang Ratusan Labu Darah, Tebarkan Sejuta Harapan untuk Berjuta NyawaAston Inn Tasikmalaya Gelar Promo April Givings, Tawarkan Pengalaman Menginap Berkesan
Ketua Kwarran Tawang, Dedeh Rahwati, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan wadah pembinaan karakter yang menekankan pada semangat gotong royong, kedisiplinan, kerja sama, dan daya juang.
“Pramuka itu jangan hanya diam, tetapi harus beraksi, menunjukkan aksi nyata, baik di lapangan atau lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa melalui kegiatan kepramukaan, para siswa dibiasakan untuk bekerja sama dalam sistem beregu, menghilangkan sikap saling menyalahkan, serta membangun rasa tanggung jawab yang kuat.
Dedeh mengatakan bahwa menanamkan tanggung jawab merupakan hal yang paling sulit. Ia menilai anak-anak saat ini memiliki daya juang yang lemah, mudah menyerah, dan cepat merasa bosan. Melalui kegiatan ini, ia berharap daya juang dan semangat kerja keras mereka dapat tumbuh kembali.
Lebih jauh, Dedeh mengakui bahwa minat terhadap kegiatan kepramukaan saat ini mulai menurun. Menurutnya, minimnya kegiatan luar ruang menjadi salah satu penyebab utama.
“Yang paling bagus itu anak-anak dibawa ke lapangan terbuka hijau. Di situ karakter dan potensi mereka bisa terekspos. Sayangnya, sekarang ini pramuka kebanyakan dikungkung di dalam kelas,” ungkapnya.
Ia menyebut, tantangan terbesar di wilayah Tawang adalah keterbatasan ruang terbuka hijau yang bisa digunakan untuk aktivitas kepramukaan.