TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di sebuah kota yang dikenal dengan julukan Kota Metropolitan Priangan Timur, ada drama yang jauh lebih menggugah daripada sinetron primetime.
Namun ini hanya sebuah cerita yang terjadi selepas penutupan sebuah ajang lomba baca kitab suci yang sakral, di sebuah pondok pesantren ternama. Namun, sakralnya acara tak mampu meredam hawa panas yang tersulut di antara para pejabat tersebut.
Cerita ini bermula kala seorang pejabat muda, sebut saja Pak Pelatih (karena Plt terlalu membosankan), yang memegang posisi cukup sentral mengalami hal tidak terduga dalam kariernya.
Baca Juga:Wali Kota Tasikmalaya Dahulukan Kocok Ulang Kursi Jabatan Kepala Dinas, Setelah Itu Baru Open BiddingAlasan Perbaikan Jalan RE Djaelani Kota Tasikmalaya Mencurigakan, Bilang Saja Karena Mau Ada Gubernur
Di hadapan banyak tokoh penting dan wajah-wajah penuh wibawa, dia “di-sintrek” oleh orang nomor dua. Tidak hanya kena omel, mukanya pun jadi layar presentasi emosi, ditunjuk-tunjuk seperti Power Point yang macet.
Sumber panasnya? Ternyata Pak Pelatih ini dinilai terlalu berlebihan dalam mengadvice bosnya. Sebab, dia memberikan layanan extra miles dari sang bawahan (pak pelatih).
Mulai dari dijemput seperti raja, didampingi seperti selebritas, hingga didokumentasi setiap langkah kakinya seperti sedang syuting reality show.
Tapi, takzim sepihak memang menyakitkan. Alih-alih mendapat pujian, Pak Pelatih justru membakar bara kecemburuan di antara rekan sesamanya. Terutama keluarga (istri), yang diam-diam mengamati gerak-gerik sang pelatih.
Puncaknya adalah ketika ada peristiwa haru: seorang anak kecil mengalami kecelakaan tragis hingga kakinya harus diamputasi. Sebuah momen yang sangat potensial untuk pencitraan humanis.
Istri orang nomor dua, yang memang dari dulu terkenal peduli anak dan sosial itu langsung tancap gas ke rumah sakit. Memberi pelukan, semangat dan tentunya senyum yang direkam dengan resolusi tinggi.
Tapi belum sempat viral, datanglah orang nomor satu, yang baru pulang dari kota sebelah. Dengan spontanitas yang terencana, ia pun datang ke rumah sakit yang sama. Momen rebutan kamera pun tak terelakkan.
Baca Juga:Pengajuan RDP Masalah LSD Tak Dipenuhi, Aktivis Mahasiswa Kota Tasikmalaya Mencium PersekongkolanSoal Pengisian Jabatan Kosong di Pemerintah Kota Tasikmalaya, Sekda Enggan Bersuara
Pak Pelatih, yang merasa dirinya pemegang komando utama di balik semua gerakan orang nomor satu gerah. Ia menganggap, ini harusnya bagian dari skenario besar untuk orang nomor satu, bukan ajang rebutan like!