TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemerintah Kota Tasikmalaya pada akhirnya melakukan perbaikan Jalan RE Djaelani yang kondisinya penuh lubang. Hal ini di luar rencana mengingat sebelumnya Dinas PUTR mengaku tidak ada anggaran untuk perbaikan di jalan tersebut.
Pantauan Radar, petugas dari Dinas PUTR dan rekanan melakukan perbaikan jalan yang merupakan salah satu akses menuju Pasar Cikurubuk itu. Di mana area yang berlubang ditambal dengan bebatuan dan dilapis aspal hotmix.
Dari perbaikan jalan tersebut pengendara yang melintas harus bergiliran karena yang bisa dilalui kendaraan hanya satu lajur saja. Bahkan di satu momen ada pengendara motor yang hilang keseimbangan dan menyenggol pekerja yang membawa koral lalu terjatuh.
Baca Juga:Ahli Waris Lahan Alun-Alun Indihiang Minta Bantuan KDM, Merasa Tidak Pernah Direspons Pemkot TasikmalayaPlt Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Bergilir Lagi, 17 Bulan Tanpa Pemimpin Definitif
Perbaikan ini bisa dibilang tidak sesuai dengan rencana awal. Pasalnya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) mengaku tidak memiliki anggaran untuk memperbaiki jalan tersebut.
Hal itu diakui Kabid Jalan dan Jembatan Hery Nugraha yang menjelaskan bahwa awalnya pihaknya berencana untuk melakukan perbaikan total di Jalan RE Djaelani. Namun belum ada alokasi anggaran untuk melakukan langkah tersebut. “Tadinya kan mau direkonstruksi, jadi diaspal ulang semuanya,” ungkapnya kepada Radar, Rabu (23/4/2025).
Beredar informasi bahwa perbaikan tersebut mendadak dilakukan karena dalam waktu dekat ini Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan datang ke Kota Tasikmalaya. Maka dari itu perubahan rencana pun dilakukan, termasuk perbaikan di Jalan RE Djaelani.
Kendati demikian, Hery menerangkan bahwa alasan perubahan rencana itu setelah pihaknya meninjau lokasi. Di mana kebutuhan perbaikan di jalan tersebut dinilai perlu dilakukan segera. “Jadi kondisinya bisa dibilang mendesak ketika kota meninjau lokasi,” terangnya.
Pada akhirnya, perbaikan Jalan RE Djaelani pun dilakukan dengan menggunakan anggaran pemeliharaan. Di mana perbaikan hanya dilakukan di area jalan yang berlubang saja, tidak menyeluruh. “Jadinya kita gunakan anggaran pemeliharaan, hanya menambal saja,” katanya.
Beberapa waktu sebelumnya, Hery menjelaskan pihaknya belum bisa menjanjikan perbaikan di Jalan RE Djaelani karena dinilai tidak akan efektif jika hanya penambalan saja. Dia berencana untuk melakukan rekonstruksi atau pengaspalan ulang secara total. “Terlalu banyak lubangnya, jadi tidak akan efektif kalau dengan penambalan,” terangnya, Senin (14/4/2025).