Partisipasi Pemilih di PSU Kabupaten Tasikmalaya Masuk 7 Terendah se-Indonesia, KPU Dianggap Malas Bekerja

Tingkat partisipasi pemilu
Tingkat Partisipasi Pemilu PSU di Indonesia
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tingkat partisipasi pemilih dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Tasikmalaya tercatat mengalami penurunan signifikan. Daerah ini menempati urutan ke-7 terendah dari seluruh kota/kabupaten yang menggelar PSU.

Berdasarkan data reportase dari platform pemantau Jaga Suara 2024, sejumlah daerah lain juga mengalami penurunan partisipasi pemilih.

Di Kota Banjarbaru, partisipasi turun dari 58 persen menjadi 56 persen, Kabupaten Pasaman dari 66 persen menjadi 65 persen, Kabupaten Empat Lawang dari 72 persen menjadi 52 persen, dan Kabupaten Gorontalo Utara dari 83 persen menjadi 80 persen.

Baca Juga:Tasikmalaya Jadi Tuan Rumah Pembinaan IRH 2025, Diky Candra: Ini Momentum BerhargaPemkot Tasikmalaya Mulai Tata Infrastruktur Pasar Cikurubuk

Penurunan serupa terjadi di Kabupaten Bengkulu Selatan dari 82 persen menjadi 73 persen, Kabupaten Serang dari 73 persen menjadi 64 persen, dan Kabupaten Tasikmalaya dari 68 persen turun menjadi 63 persen.

Di bawah Tasikmalaya, Kabupaten Kutai Kartanegara mencatat penurunan dari 70 persen menjadi 67 persen, serta Kabupaten Parigi Moutong dari 69 persen menjadi 59 persen.

Mantan Anggota KPU RI Periode 2012–2017, Hadar Nafis Gumay, menanggapi data tersebut melalui laman Twitter Jaga Suara.

“Dari sembilan ada delapan kota/kabupaten yang menggelar PSU tersebut lebih dari dua persen turun tingkat partisipasinya, bahkan Kabupaten Empat Lawang lebih dari 20 persen, sangat tinggi, itu luar biasa,” ungkap Gumay.

Ia menyayangkan kurang maksimalnya peran penyelenggara pemilu dalam melakukan sosialisasi PSU.

“Padahal yang namanya PSU itu harus dibuat semirip mungkin dengan Pilkada. Jadi ketika tahu ada penurunan pada Pilkada lalu, mereka (KPU, red) harus bekerja keras mengajak masyarakat untuk memilih,” paparnya.

Menurut Gumay, rendahnya partisipasi pemilih bisa berpengaruh besar pada hasil pemilihan, terutama di daerah yang persaingan antarkandidatnya ketat.

Baca Juga:Perampingan Dinas vs Pengisian Jabatan di Kota Tasikmalaya, Mana yang Lebih Dulu?Harga Emas Hari Ini Terbang Lagi, Aset Safe Heaven Diincar Semua Orang di Dunia

“Jadi jika raihan suara calon satu dengan calon dua berbeda tipis, itu bisa berpengaruh jika tingkat partisipasi pemilih menurun. Jadi saya kira ini penyelenggara Pemilu entah sengaja, atau malas bekerja sosialisasinya,” terang dia.

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya, Ami Imron Tamami, membenarkan adanya penurunan tingkat partisipasi pemilih dalam PSU.

“Alhamdulillah tidak begitu jauh penurunannya, hanya turun lima persen dibandingkan dari Pilkada serentak 2024 lalu,” ungkapnya. Tingkat partisipasi tercatat berada di angka 63,4 persen, turun dari 68 persen pada Pilkada sebelumnya. (Diki Setiawan)

0 Komentar