RADARTASIK.ID – Jelang laga derby melawan Inter Milan, Media Italia menyoroti bagaimana Coppa Italia kini menjadi satu-satunya harapan AC Milan untuk menyelamatkan musim yang mengecewakan.
Pasukan Sergio Conceicao masih berpeluang merebut gelar sekaligus tiket ke Liga Europa, dengan syarat mampu menyingkirkan Inter di semifinal dan memenangi laga final.
Namun di tengah persiapan jelang Derby della Madonnina, sorotan media Italia Calciomercato justru mengarah pada performa Milan yang dinilai menurun dibandingkan era sebelumnya di bawah Paulo Fonseca.
Baca Juga:Cristian Brocchi: Bagi AC Milan, Derby Lawan Inter Seperti Final Liga ChampionsStephane Dalmat Takut Inter Tak Punya Tenaga Saat Hadapi Milan di Coppa Italia: Mereka Kelelahan
Secara kebetulan, Conceicao baru saja menyamai jumlah pertandingan Fonseca sebagai pelatih Milan dalam 24 laga.
Tapi dari statistik, hasilnya menunjukkan penurunan. Fonseca mencatatkan 12 kemenangan, 6 imbang, dan 6 kekalahan, dengan rata-rata 1,75 poin per laga.
Di sisi lain, Conceicao hanya membukukan 11 kemenangan, 5 imbang, dan 8 kekalahan, rata-rata meraih 1,58 poin per laga.
Secara ofensif, Milan juga tampil lebih tumpul di bawah Conceicao: lebih sedikit tembakan tepat sasaran (83 vs 92), lebih sedikit dribel sukses (140 vs 157), dan kehilangan penguasaan bola lebih sering (1.781 vs 1.684).
Selain itu, Milan versi Conceicao lebih rapuh dalam laga besar melawan tim papan atas di Serie A musim ini.
Dalam bentrokan melawan sesama tim besar Serie A, Fonseca masih mampu mencuri satu kemenangan (atas Inter), tiga hasil imbang, dan hanya tiga kekalahan.
Sementara itu, Conceicao belum pernah menang dalam tujuh laga besar (2 imbang, 5 kalah), dengan hanya mencetak 4 gol dan kebobolan 10.
Baca Juga:Sergio Conceicao: AC Milan Tak Berniat Hancurkan Mimpi Treble InterBraida Tuding Ibrahimovic, Furlani, dan Moncada Biang Kerok Kegagalan Milan: “Mereka Kurang Kompeten”
Rata-rata poinnya pun terjun bebas menjadi 0,29 per laga, dibandingkan Fonseca yang meraih 0,86.
Satu-satunya keunggulan Conceicao dibandingkan pendahulunya adalah trofi Piala Super Italia, yang ia raih hanya di pertandingan keduanya bersama Rossoneri.
Namun di kompetisi utama seperti Serie A dan Liga Champions, Milan justru gagal total. Mereka tersingkir dari Eropa lebih awal oleh Feyenoord dan kini tertahan di posisi kesembilan klasemen domestik.
Jika Milan gagal menjuarai Coppa Italia, mereka berisiko tidak tampil di kompetisi Eropa musim depan, sebuah kemunduran besar sejak 2016.
Padahal, di bursa musim dingin, Conceicao mendapat amunisi baru seperti Santiago Gimenez, Joao Felix, dan Kyle Walker. Berbeda dengan Fonseca yang bekerja dengan skuad lebih terbatas.