RADARTASIK.ID – PT Trisula International Tbk (TRIS) menggelar paparan publik melalui video conference yang dihadiri oleh berbagai pihak, baik media, investor, maupun publik.
Dalam sesi yang berlangsung pada 16 April 2025 selama satu jam ini, manajemen TRIS memaparkan kinerja perusahaan di tahun 2024 serta target dan outlook yang telah disiapkan untuk tahun 2025.
Tak hanya itu, TRIS juga membahas berbagai isu yang sedang dihadapi, seperti dampak tarif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pelemahan rupiah, serta proyeksi industri dan bisnis ke depan.
Baca Juga:Inilah Kinerja PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk dalam Laporan Tahunan TerbaruLaporan Keuangan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk untuk Triwulan I 2025: Analisis Keuangan dan Kinerja Usaha
Kinerja Keuangan dan Bisnis TRIS 2024
Dalam pengumuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 22 April 2025, salah satu sorotan utama dalam paparan publik ini adalah pembahasan kinerja keuangan TRIS pada tahun 2024.
Sebagai perusahaan yang telah memiliki jejak global, TRIS mencatatkan kinerja ekspor yang signifikan dengan lebih dari 50 persen dari total pendapatannya berasal dari pasar internasional.
Meskipun demikian, pasar ekspor terbesar TRIS bukanlah Amerika Serikat, melainkan Australia dan New Zealand, yang menjadi andalan perusahaan.
Pada tahun 2024, TRIS menghadapi tantangan dari kebijakan tarif AS yang menaikkan tarif barang impor dari negara-negara tertentu, termasuk Indonesia.
Meskipun kontribusi pasar Amerika Serikat hanya 15 persen dari total pendapatan perusahaan, TRIS tetap memantau dengan cermat perkembangan situasi ini.
Dengan langkah yang hati-hati dan komunikasi yang intens dengan pelanggan dan pemasok, perusahaan berusaha untuk menjaga kelangsungan bisnis di tengah ketidakpastian tarif ini.
Tantangan Pelemahan Rupiah dan Strategi TRIS
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing juga menjadi perhatian penting dalam paparan publik ini.
Baca Juga:Kejaksaan Sita 200 Lebih Barang Bukti dalam Kasus Dugaan Korupsi Ketua DPRD Kota BanjarHarta Kekayaan DRK, Ketua DPRD Kota Banjar yang Ditetapkan Tersangka Dugaan Kasus Korupsi Tunjangan Perumahan
TRIS mengungkapkan, meskipun ada dampak dari depresiasi rupiah, perusahaan tidak mengalami dampak yang signifikan.
Hal ini karena sebagian besar pendapatan TRIS berasal dari ekspor yang dilakukan dalam mata uang asing.
Selain itu, sebagian besar komponen impor yang digunakan oleh TRIS juga menggunakan mata uang lokal (rupiah), sehingga meminimalisir dampak negatif dari pelemahan rupiah.
Target Pertumbuhan TRIS
Untuk tahun 2025, TRIS menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 10 persen dan laba bersih yang diharapkan bisa tumbuh sebesar 20 persen.