PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Rencana alihfungsi Pasar Wisata Pangandaran menjadi tempat parkir mencuat. Saat ini, kios dan warga yang tinggal di sana mulai didata.
Ketua Perkumpulan Pedagang Pasar Wisata (PW) Pananjung Kabupaten Pangandaran Aher Setiawan mengakui semua kios di PW yang ditempati ratusan warga merupakan aset pemerintah.
“Banyak warga yang tinggal di sini sekitar 20 hingga 25 tahun, sejak masih zaman Kabupaten Ciamis,” katanya, Minggu 20 April 2025.
Baca Juga:Reaktivasi Jalur Kereta Api Banjar-Cijulang Pangandaran Segera Terwujud, Masuk Tahap IniPenghuni Pasar Wisata Pangandaran Minta Kejelasan Soal Rencana Alihfungsi PW Menjadi Lokasi Parkir
Kios yang ditempati ratusan warga tersebut awalnya untuk pedagang dari Pantai Barat Pangandaran.
“Waktu itu di kasih kios di sini untuk berjualan. Tapi setelah dibikin kios, itu tidak laku. Karena, di sini itu sepi,” ucapnya.
Setelah sepi pengunjung, akhirnya banyak pedagang kembali pindah ke Pantai Barat Pangandaran.
“Akhirnya, kios di sini banyak yang tumpang tindih, diperjualbelikan. Akhirnya, sekarang tiba-tiba bupati atau pemerintah mengeluarkan surat supaya kios ini segera dikosongkan,” ucapnya
Meski demikian, masyarakat menerima dan menyadari. Sebab, kata dia, tempat tersebut pada dasarnya memang merupakan aset pemerintah.
“Tapi di sisi lain, pemerintah itu harus tahu bahwa di sini itu ada penghuninya. Ada yang punya tempat tinggal dan ada yang tidak punya tempat tinggal,” katanya.
Dia menyebut, untuk jumlah warga yang tinggal di kios-kios di lokasi Pasar Wisata Pangandaran pihaknya sedang mendatanya. Termasuk jumlah kios di dalamnya.
Baca Juga:Kabar Pasar Wisata Pangandaran Jadi Lahan Parkir Kembali BerhembusSoal Dugaaan Pencemaran Limbah Hotel ke Pantai Pangandaran, Pemkab Harus Tegas
Menurutnya, saat masih Kabupaten Ciamis, jumlahnya 960 unit. Tapi, sekarang menyusut karena ada yang ditinggalkan, terbakar, dan sebagainya.
“Makanya, kami sedang mendata lagi. Kios di sini ada yang dipakai untuk tempat tinggal dan ada untuk tempat berdagang,” ungkapnya. (Deni Nurdiansah)