RADARTASIK.ID – Jurnalis Italia, Andrea Distaso, menilai kegagalan Real Madrid di Liga Champions musim ini tak sepenuhnya bisa dibebankan kepada pelatih Carlo Ancelotti.
Menurutnya, Presiden klub Florentino Perez juga memegang peran besar dalam hasil buruk yang dialami Los Blancos, terutama lewat ambisinya menghadirkan Kylian Mbappé.
Dalam editorialnya di Calciomercato, Distaso menulis bahwa kisah indah Ancelotti bersama Madrid memang punya akhir, dan penting bagi klub untuk menyadari hal itu serta mengambil keputusan secara bijak.
Baca Juga:Materazzi Yakin Inter Bisa Singkirkan Barcelona: Mereka Tim yang Sangat MudaIntip Kekuatan dan Kelemahan Barcelona, Lawan Inter Milan di Semifinal Liga Champions
Namun, ia menekankan bahwa beban kegagalan musim ini tidak boleh hanya ditimpakan kepada sang pelatih.
“Real Madrid sedang berada di titik balik penting. Mereka harus melupakan kekalahan menyakitkan dari Arsenal dan fokus pada akhir musim yang masih menyimpan peluang, terutama duel krusial kontra Barcelona (26 April dan 11 Mei) di Copa del Rey serta perebutan gelar La Liga,” tulis Distaso.
Tapi persoalan lebih besar justru datang dari balik layar. Florentino Perez, sosok di balik banyak kesuksesan Madrid, menurut Distaso kini dinilai terlalu fokus pada gebrakan transfer, ketimbang membangun keseimbangan tim.
Ia mengakui bahwa Florentino Perez mungkin akan dikenang sebagai presiden terbesar dalam sejarah Real Madrid, bahkan melebihi legenda Santiago Bernabéu.
Namun, musim ini, Distaso melihat sang Presiden membuat kesalahan strategis dengan fokus penuh kepada Mbappé dianggap mengabaikan kebutuhan mendesak tim, terutama setelah kepergian Toni Kroos dan badai cedera di lini pertahanan.
“Perez lebih sibuk mempercantik ruang tamu dengan lukisan mahal, sementara fondasi rumah yang dibangun Ancelotti mulai runtuh,” sindir Distaso dalam tulisannya.
Ia menyoroti kurangnya regenerasi tim setelah musim panjang dan melelahkan tahun lalu, serta kurangnya pembenahan di sektor pertahanan dan lini tengah.
Baca Juga:Gianluca Mancini Akui Dibenci Ranieri dan Hampir Ditabrak dengan Mobil oleh Asisten De RossiJurnalis Italia: Inzaghi Tanamkan DNA Eropa di Tubuh Inter Milan
Hal ini membuat tim terlihat individualistis dan kehilangan kolektivitas, isu yang bahkan terdengar dari ruang ganti.
Menurut Distaso, Mbappé, yang seharusnya jadi pembeda, justru dinilai gagal memenuhi ekspektasi.
Terlepas dari beberapa momen inspiratif, kehadirannya justru memperuncing dinamika internal tim.