RADARTASIK.ID – Hermes, merek mewah asal Prancis yang dikenal lewat tas Birkin ikonisnya, kini mengalihkan perhatian ke pasar Amerika Serikat.
Langkah ini diambil setelah pertumbuhan penjualan di China stagnan dan ketidakpastian global membayangi bisnis barang mewah.
Di kuartal pertama 2025, Hermes mencatat pertumbuhan penjualan global sebesar 7,2 persen setelah disesuaikan dengan nilai tukar mata uang.
Baca Juga:Hermes Salip LVMH, Jadi Merek Mewah Termahal Dunia di Tengah Gejolak EkonomiHarga Produk Hermes Naik di AS, Strategi Baru Hadapi Tekanan Tarif Global
Angka ini menurun dari lonjakan 18 persen yang diraih pada kuartal sebelumnya.
Penjualan di Tiongkok—yang selama ini menjadi pasar penting bagi sektor mewah—tidak menunjukkan pertumbuhan, menjadi sinyal perlambatan yang tak bisa diabaikan.
Sebaliknya, pasar Amerika masih memberi peluang.
Meski awal tahun terbilang lambat karena stok yang terbatas, tren mulai membaik sejak Maret.
Hal ini menjadi dorongan bagi Hermes untuk mengoptimalkan potensi pasar AS demi menjaga laju pertumbuhan.
Antisipasi Tarif, Harga Hermes di AS Akan Naik
Untuk menghadapi potensi dampak dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump, Hermes berencana menaikkan harga produknya khusus di pasar AS.
Wakil Presiden Eksekutif Keuangan Hermes, Eric du Halgouet, menjelaskan, langkah ini bertujuan menjaga stabilitas pertumbuhan meski ada ancaman bea masuk.
Perusahaan juga mengadopsi pendekatan konservatif dalam mengelola risiko, meskipun hingga kini belum ada dampak signifikan dari tarif tersebut.
Baca Juga:Sering Jatuh di Tikungan? Mungkin Kamu Belum Tahu Cara yang Benar8 Jenis Marka Jalan yang Wajib Diketahui Pengendara Indonesia
Ini menunjukkan, Hermes bersiap menghadapi segala kemungkinan, termasuk skenario perang dagang yang bisa mengguncang industri.
Konsumen Premium Hermes Tetap Setia
Salah satu keunggulan Hermes terletak pada kekuatan mereknya yang luar biasa dan basis pelanggan premium yang tetap loyal.
Di tengah ketidakpastian ekonomi, para konsumen kelas atas masih terus berbelanja.
Ini menjadi pembeda utama dibanding merek lain yang lebih bergantung pada konsumen kelas menengah, yang kini mulai menahan pengeluaran.
Hermes Salip LVMH di Tengah Ketidakpastian
Sementara Hermes menunjukkan ketahanan, rivalnya LVMH justru mencatat penurunan penjualan yang melampaui perkiraan analis.
Hal ini memicu penurunan harga saham LVMH dan memberikan peluang bagi Hermes untuk mengambil alih posisi sebagai perusahaan barang mewah paling bernilai di dunia.